BOGOTA, KOMPAS.com – Dua serangan mematikan mengguncang Kolombia pada Kamis (21/8/2025), menewaskan sedikitnya 14 orang.
Insiden itu mencakup penyerangan terhadap helikopter Kepolisian Nasional Kolombia dan ledakan mobil di dekat pangkalan udara militer.
Pihak berwenang menyebut kedua insiden ini sebagai “aksi teror” meski belum jelas apakah keduanya saling terkait.
Baca juga: Capres Kolombia Miguel Uribe Meninggal, 2 Bulan Usai Ditembak di Kepala
Queridos paisanos, esta es la paz total de Petro. En zona rural de Amalfi derribaron un helicóptero de la @PoliciaColombia que al parecer estaba brindando seguridad a uniformados en labores de erradicación manual a cultivos de coca. Los policías fueron atacados por un drone.
— Andrés Julián (@AndresJRendonC) August 21, 2025
Es… pic.twitter.com/PnI0XhA2QQ
Gubernur Antioquia, Andres Julian Rendon, mengatakan, helikopter polisi diserang oleh drone saat mendukung operasi pemusnahan manual tanaman ilegal di wilayah tersebut.
“Dua petugas berseragam terluka,” ujarnya.
Rendon juga membagikan video yang memperlihatkan helikopter jatuh menabrak bukit.
Menteri Pertahanan Kolombia, Pedro Arnulfo Sanchez, menyebut pelaku adalah Front ke-36 dari Estado Mayor Central (EMC), kelompok yang beranggotakan mantan gerilyawan FARC yang sudah dibubarkan.
Presiden Gustavo Petro mengatakan, setidaknya delapan orang tewas dan delapan lainnya terluka dalam serangan ini.
Awalnya, Petro menduga sindikat narkoba Gulf Clan terlibat karena serangan terjadi setelah penyitaan 1,5 ton kokain di wilayah Uraba, Antioquia. Namun, ia kemudian menegaskan bahwa pelaku adalah faksi EMC.
Direktur Kepolisian Nasional, Carlos Fernando Triana Beltran, menyebut peristiwa ini sebagai “aksi teroris” dan mengatakan pihaknya sedang mengevakuasi korban luka.
Baca juga: UEA Bantah Pesawat yang Dijatuhkan Sudan Bawa Tentara Bayaran Kolombia
Pada hari yang sama, sebuah ledakan terjadi di dekat pangkalan udara militer Marco Fidel Suarez di Kota Cali.
Dinas Kesehatan setempat melaporkan sedikitnya enam orang tewas dan 50 lainnya luka-luka.
Angkatan Udara Kolombia menyatakan, ledakan itu sebagai “serangan teroris” yang dilakukan dengan mobil bermuatan bom.
Wali Kota Cali, Alejandro Eder, mengatakan, layanan darurat telah dikerahkan untuk menangani korban.
“Kami menawarkan hadiah 400 juta peso (sekitar Rp 1,6 miliar) bagi siapa pun yang memberikan informasi terkait pelaku,” ujarnya.
Pihak kepolisian kini memperketat pengamanan di pintu masuk dan keluar kota, sementara pelaku ledakan belum diketahui.
Ledakan di Cali ini bukan yang pertama terjadi. Pada Juni lalu, serangkaian serangan di Cali dan sejumlah kota di Cauca menewaskan tujuh orang dan melukai 28 lainnya.
Jaksa penuntut kala itu mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut dilakukan sebagai balasan atas tewasnya seorang pemimpin FARC pada 2022.
Baca juga: Ibu Miguel Uribe Pernah Jadi Korban Kartel Narkoba Kolombia
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini