TEHERAN, KOMPAS.com – Sejumlah kapal perang Iran menembakkan rudal jelajah ke target di Samudra Hindia dan Laut Oman, menurut laporan televisi pemerintah pada Kamis (21/8/2025).
Tembakan tersebut merupakan bagian dari latihan militer bertajuk “Sustainable Power 1404”, yang digelar perdana oleh Iran sejak perang 12 hari dengan Israel berakhir.
Latihan ini dinilai penting karena datang setelah perang yang menghantam sistem pertahanan udara Iran dan menghancurkan sejumlah fasilitas nuklir serta lokasi strategis lainnya.
Baca juga: Iran Waspadai Perang dengan Israel yang Bisa Pecah Kapan Saja
Menurut laporan TV pemerintah, fregat IRIS Sabalan dan kapal lebih kecil IRIS Ganaveh meluncurkan rudal jelajah Nasir dan Qadir ke sasaran di laut, yang berhasil mengenai target. Selain itu, baterai artileri pesisir juga ikut menembak dalam latihan tersebut.
Diketahui, Iran memiliki sekitar 18.000 personel angkatan laut, yang bermarkas di Bandar Abbas.
Mereka bertugas berpatroli di Laut Oman, Samudra Hindia, dan Laut Kaspia, sementara wilayah Teluk Persia dan Selat Hormuz lebih banyak dijaga oleh Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Selama perang dengan Israel Juni lalu, angkatan laut Iran dilaporkan tidak terkena serangan besar.
Di sisi lain, IRGC dikenal kerap menyita kapal-kapal Barat ketika kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia mengalami kebuntuan, serta membayangi kapal perang AS di kawasan tersebut.
Sejak gencatan senjata, Iran menegaskan siap menghadapi serangan Israel di masa depan.
Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh menyatakan, pasukan Iran telah dilengkapi persenjataan baru.
Baca juga: Kepala Staf Militer Israel Isyaratkan Serang Iran Lagi
“Sebagai respons terhadap setiap petualangan musuh, pasukan kami siap menggunakan rudal-rudal baru ini secara efektif,” ujar Nasirzadeh kepada kantor berita IRNA, Rabu (20/8/2025).
Latihan ini juga menjadi sinyal bagi dunia internasional setelah Teheran menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Lembaga tersebut selama ini memantau situs nuklir Iran di tengah ketegangan yang meningkat akibat pengayaan uranium hingga mendekati level senjata.
Perancis, Jerman, dan Inggris—tiga negara Eropa yang terlibat dalam perjanjian nuklir Iran—memperingatkan bahwa jika hingga 31 Agustus 2025 Teheran gagal mencapai solusi memuaskan terkait sengketa dengan IAEA, mereka akan memicu “snapback”.
Mekanisme ini akan mengaktifkan kembali semua sanksi PBB yang sebelumnya dicabut oleh kesepakatan nuklir 2015.
Jika sanksi PBB diberlakukan kembali, tekanan terhadap ekonomi Iran yang sudah terpukul sanksi Amerika Serikat sejak 2018 diperkirakan semakin parah. Para analis memperingatkan langkah ini bisa memperburuk krisis dalam negeri Iran.
Baca juga: Iran Siap Perang Lagi Lawan Israel, Punya Rudal Lebih Canggih
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini