Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Jurnalis Foto Keluar dari Reuters, Sebut Bantu Propaganda Israel

Kompas.com - 27/08/2025, 21:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Jurnalis foto asal Kanada, Valerie Zink, mengundurkan diri dari Reuters setelah delapan tahun bekerja di kantor berita tersebut. 

Keputusan itu dia ambil dengan alasan Reuters dianggap "memfasilitasi" pembunuhan jurnalis di Gaza, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.

"Mustahil bagi saya untuk mempertahankan hubungan dengan Reuters mengingat perannya dalam membenarkan dan memfasilitasi pembunuhan sistematis 245 jurnalis di Gaza," kata Zink di platform media sosial X, Selasa (26/8/2025).

Baca juga: RS Palestina Jadi Target Serangan Israel Lagi, 20 Orang Termasuk 5 Jurnalis Tewas

Dia menyinggung pemberitaan Reuters setelah terbunuhnya jurnalis Anas Al Sharif dan sejumlah awak media Al Jazeera di Gaza.

Zink menilai, Reuters justru memperkuat klaim Israel yang menyebut Al Sharif sebagai agen Hamas, meski klaim tersebut tidak memiliki dasar.

"Itu adalah salah satu dari sekian banyak kebohongan yang dengan patuh diulang-ulang dan dijunjung tinggi oleh media seperti Reuters," ujarnya.

Menurut Zink, keberpihakan itu membuatnya tidak lagi mampu mengenakan kartu pers Reuters tanpa rasa malu. 

"Saya menghargai pekerjaan selama delapan tahun terakhir, tetapi kini saya tidak bisa membayangkan mengenakan kartu pers ini selain dengan rasa malu dan duka yang mendalam," tuturnya.

Baca juga: Maryam Abu Daqqa, Jurnalis Foto Gaza yang Gugur Saat Liput Serangan Israel

Zink juga menekankan, sikap Reuters dalam melanggengkan propaganda Israel tidak membuat jurnalis mereka aman.

Hal itu mengacu pada serangan Israel ke Rumah Sakit Nasser, Gaza, yang menewaskan enam jurnalis, termasuk juru kamera Reuters, Hossam Al Masri.

"Itu dikenal sebagai serangan ketuk ganda, ketika Israel mengebom target sipil seperti sekolah atau rumah sakit, lalu menunggu petugas medis, tim penyelamat, dan jurnalis tiba, sebelum menyerang lagi," ungkapnya.

Zink menyebut, media Barat juga ikut bertanggung jawab menciptakan kondisi yang memungkinkan hal tersebut terjadi. 

Dia mengutip pernyataan jurnalis investigasi Jeremy Scahill yang menuding bahwa sejumlah media besar, mulai dari The New York Times hingga Reuters, berfungsi sebagai jalur propaganda Israel.

Baca juga: Serangan Israel di RS Gaza Tewaskan 5 Jurnalis dari 3 Kantor Berita Internasional

Jumlah jurnalis tewas di Gaza

Berdasarkan catatan, serangan Israel telah menewaskan 246 jurnalis Palestina sejak Oktober 2023. 

Zink menyebut, jumlah itu melampaui total korban jurnalis dalam konflik global besar lainnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau