KOMPAS.com - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (27/8/2025) memuji kehadiran pertahanan bernama Steel Dome atau Kubah Baja yang diserahkan kepada militer.
Upacara penyerahan berlangsung di kantor pusat perusahaan pertahanan Aselsan, sebagaimana dilansir AFP.
Erdogan menegaskan, sistem senilai 460 juta dollar AS (Rp 7 triliun) yang terdiri dari 47 kendaraan ini akan memperkuat posisi Turkiye di tengah meningkatnya konflik kawasan.
Baca juga: Ibu Negara Turkiye Bersurat ke Melania Trump: Perhatikan Anak-anak Gaza Seperti di Ukraina
"Hari ini kami menyerahkan sistem Steel Dome kepada militer kami, yang akan menumbuhkan rasa percaya diri di kalangan kawan dan rasa takut di kalangan lawan," ujar Erdogan dalam sambutannya.
Menurutnya, pengembangan Steel Dome menandai titik balik bagi pertahanan udara Turkiye.
"Sistem ini akan membawa perubahan besar bagi pertahanan udara Turkiye. Ini adalah titik balik bagi Turkiye," papar Erdogan.
Pada Agustus 2024, Turkiye, yang merupakan anggota NATO, mengumumkan rencana membangun sistem pertahanan udara untuk melindungi wilayah udaranya.
Sistem itu terinspirasi dari Iron Dome buatan Amerika Serikat (AS) di Israel. Oleh Turkiye, sistem itu diberi nama Steel Dome.
Baca juga: Perang Saudara Usai, Turkiye Pasok Senjata ke Suriah
Langkah tersebut diambil setelah meningkatnya ketegangan regional, termasuk intervensi Israel di Suriah pasca-penggulingan Bashar Al Assad, serta perang udara 12 hari antara Iran dan Israel pada Juni.
"Konflik-konflik baru-baru ini di sekitar kita telah menunjukkan pentingnya sistem radar dalam mendeteksi ancaman yang datang dari udara," ujar Erdogan.
"Kecuali suatu negara dapat mengembangkan sistem radar dan pertahanan udaranya sendiri, negara tersebut tidak dapat menatap masa depannya dengan percaya diri dalam menghadapi tantangan keamanan saat ini, terutama di kawasan kami," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erdogan meresmikan pembangunan basis teknologi senilai 1,5 miliar dollar AS (Rp 24 triliun).
Baca juga: Israel Gagal Cegat Rudal Baru Iran Haj Qassem, Iron Dome Kalah Cepat?
Menurutnya, itu merupakan investasi industri pertahanan terbesar yang pernah dilakukan dalam satu kejadian dalam sejarah Turkiye.
Fasilitas tersebut diklaim akan menjadi pusat pertahanan udara terintegrasi terbesar di Eropa dan mulai beroperasi secara bertahap pada pertengahan 2026.
"Investasi ini akan menjadikan Turkiye bukan hanya pemain regional, tetapi juga pemain global dalam hal sistem pertahanan," tegas Erdogan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Turkiye Yasar Guler menegaskan bahwa kehadiran Steel Dome akan memperkuat postur militer negara itu.
"Sistem ini akan semakin meningkatkan daya tangkal dan efektivitas angkatan bersenjata kami, serta memastikan keamanan kami pada tingkat tertinggi," ujar Guler.
Baca juga: AS Akan Bangun Golden Dome, Apa Bedanya dengan Iron Dome Israel?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini