Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satyagraha, Demo Damai Mahatma Gandhi di India Sukses Tundukkan Penguasa

Kompas.com - 31/08/2025, 16:53 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber NDTV

NEW DELHI, KOMPAS.com – Tiga dekade sebelum India meraih kemerdekaan, benih perjuangan rakyat mulai tumbuh di wilayah Champaran.

Dari tanah inilah Mahatma Gandhi menjalani ujian pertama kepemimpinannya di India, lewat gerakan pembangkangan sipil yang mengubah penderitaan petani lokal menjadi seruan untuk keadilan.

Gandhi tiba di Champaran pada April 1917, tak lama setelah kembali dari Afrika Selatan. Ia mendapati kehidupan para petani indigo yang terhimpit penindasan akibat kebijakan kolonial Inggris.

Baca juga: Saat Mahatma Gandhi Dilempar dari Kereta Api Afrika, lalu Cetuskan Pembangkangan Sipil Pertamanya...

Selama bertahun-tahun, pemilik perkebunan Inggris memaksa petani menanam indigo di sebagian lahan mereka melalui sistem “tinkathia”.

Padahal, pewarna sintetis telah menggantikan indigo alami di pasar Eropa. Praktik tersebut hanya bertujuan melindungi keuntungan tuan tanah, sementara petani terjerat kemiskinan dan utang besar.

Langkah Gandhi di Champaran

Seorang petani bernama Rajkumar Shukla kemudian meminta Gandhi turun tangan dalam demo tersebut. Alih-alih berorasi, Gandhi memilih mendengarkan.

Ia duduk bersama petani di ladang, menampung keluhan mereka. Selama berminggu-minggu, ia mencatat ribuan kesaksian yang menjadi dasar gerakan.

Dengan dukungan tokoh-tokoh muda seperti Rajendra Prasad dan JB Kripalani, Gandhi tak hanya memimpin protes. Ia juga merintis pendidikan, layanan kesehatan, serta kebersihan desa.

Sementara itu, istrinya, Kasturba Gandhi, mendorong perempuan ikut serta dalam perjuangan, sebagaimana diberitakan NDTV pada Rabu (13/8/2025).

Baca juga: Nathuram Godse, Misteri Konspirasi Pembunuh Mahatma Gandhi

Tantangan dari Pemerintah Kolonial

Pemerintah Inggris sempat memerintahkan Gandhi meninggalkan Champaran. Namun, ia menolak dengan alasan berhak membela petani.

Gandhi kemudian mengorganisasi protes atau demo damai dan aksi pembangkangan sipil. Ia mengajak masyarakat menolak hukum yang tidak adil tanpa menggunakan kekerasan.

Tekanan publik yang meluas memaksa pemerintah kolonial membentuk komisi penyelidikan. Hasilnya, sistem tinkathia dihapuskan.

Lahirnya Undang-Undang Agraria Champaran 1917

Gerakan tersebut menghasilkan Undang-Undang Agraria Champaran 1917, yang menjadi tonggak reformasi penting di bawah kekuasaan kolonial. Atau undang-undang tersebut mampu menundukkan penguasa.

Baca juga: Greta Thunberg Tolak Tuduhan Antisemitisme Saat Pimpin Armada Bantuan Kedua ke Gaza

Perlawanan tanpa kekerasan atau satyagraha pun lahir dari Champaran. Metode ini kelak menjadi senjata utama India dalam menuntut kemerdekaan dari Inggris.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau