Menurutnya, konflik di Ukraina telah mempererat Moskwa dan Pyongyang, bahkan mengubah posisi Beijing yang sebelumnya ikut menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara.
“Hingga beberapa tahun lalu, China dan Rusia masih mendukung sanksi internasional atas uji coba nuklir Korea Utara. Kini, mereka justru berpotensi menjadi mitra militer Pyongyang di tengah krisis di Semenanjung Korea,” ujarnya.
Baca juga: Diplomat Indonesia di Peru Tewas Ditembak Saat Bersepeda
Korea Utara disebut sebagai pemangku kepentingan penting dalam perang Rusia-Ukraina. Kim Jong Un dilaporkan telah mengirim lebih dari 15.000 tentara untuk membantu pasukan Putin.
Pertemuan Putin dan Kim di Pyongyang tahun lalu menjadi yang pertama dalam 24 tahun, yang oleh banyak pengamat dianggap sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan Korea Utara pada Beijing.
Namun, peran Korea Utara dalam perang ini memakan korban. Badan intelijen Korea Selatan melaporkan sekitar 600 tentara Korea Utara tewas dalam pertempuran di wilayah Kursk. Pyongyang diduga tengah menyiapkan pengerahan pasukan tambahan.
Dalam pertemuan terpisah di Tianjin, Putin kembali mengkritik ekspansi NATO ke arah timur. Ia menyebut keseimbangan adil di bidang keamanan harus dipulihkan.
Baca juga: Trump Ingin Bertemu Kim Jong Un Tahun Ini, Ada Apa?
Kunjungannya ke Beijing, serta kemungkinan pertemuan trilateral dengan Xi dan Kim, diyakini akan memberikan gambaran lebih jelas tentang arah strategi Putin ke depan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini