Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Pembredelan VOA, Pemerintah AS Diultimatum Hakim

Kompas.com - 02/09/2025, 15:31 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sidang gugatan pembredelan media Voice of America (VOA) pada Senin (25/8/2025) di Pengadilan Distrik Washington DC, Amerika Serikat, berujung ultimatum keras dari hakim kepada tergugat.

Hakim Federal Royce C Lamberth memerintahkan tiga pimpinan US Agency for Global Media (USAGM) dan VOA—Kari Lake, Frank Wuco, dan Leili Soltani—untuk hadir dalam pengambilan deposisi paling lambat 15 September 2025, atau berisiko menghadapi tuduhan penghinaan terhadap pengadilan (contempt of court).

Diketahui, VOA berada di bawah naungan USAGM, lembaga pemerintah AS yang juga membawahi jaringan penyiaran internasional lain seperti Radio Free Asia dan Radio Free Europe/Radio Liberty

Baca juga: Tolak Dibredel, Jurnalis Indonesia Pimpin VOA Gugat Pemerintahan Trump

Alasan di balik tuduhan contempt of court

Putusan persidangan itu keluar setelah jawaban para tergugat tidak memadai dan tidak menjelaskan bagaimana mereka mematuhi putusan pengadilan sebelumnya.

Menurut hakim, tergugat juga tidak memberikan keterangan maupun dokumen yang diminta terkait penghentian operasi VOA, kebijakan merumahkan lebih dari 500 pegawai tetap, pemutusan kontrak atas 600 pegawai tidak tetap, serta rencana masa depan lembaga tersebut.

“Tanggapan para tergugat tidak memberikan informasi sebagaimana diperintahkan, apalagi menjelaskan bagaimana mereka mematuhi putusan pengadilan,” tulis Hakim Lamberth dalam dokumen putusannya, yang dilihat oleh Kompas.com.

“(...) memberi para tergugat satu kesempatan terakhir, selain persidangan penghinaan, pengadilan memerintahkan agar Kari Lake, Frank Wuco, dan Leili Soltani hadir untuk pengambilan deposisi oleh penggugat,” lanjutnya.

Ia menegaskan, deposisi ini menjadi kesempatan terakhir sebelum pengadilan menjatuhkan sanksi koersif.

Pengakuan jurnalis VOA

Patsy Widakuswara, jurnalis VOA yang memimpin gugatan pada pemerintahan Trump, menerima surat pemecatan pada Jumat (29/8/2025).Istimewa Patsy Widakuswara, jurnalis VOA yang memimpin gugatan pada pemerintahan Trump, menerima surat pemecatan pada Jumat (29/8/2025).

Patsy Widakuswara, Kepala Biro Gedung Putih VOA yang memimpin gugatan, mengatakan, ia dan rekan-rekannya menolak pembredelan tersebut dan akan berjuang untuk mengembalikan VOA agar dapat beroperasi seperti sedia kala.

"Saya dan beberapa kolega saya menggugat Pemerintah Trump karena kami merasa independensi dan anggaran VOA ditentukan oleh legislatif atau Kongres, bukan eksekutif," kata Patsy dalam sebuah video di X, Minggu (24/8/2025).

Menurutnya, kebijakan merumahkan ratusan jurnalis VOA membuat Amerika kehilangan kehadiran penting di ruang informasi global. Hal ini dianggap akan menguntungkan media-media propaganda yang bertentangan dengan AS.

“Pertanyaannya, mengapa kalian membiarkan musuh-musuh Amerika yang mendefinisikan narasi, bukannya membiarkan kami—yang dibiayai pembayar pajak—untuk hadir dengan liputan faktual dan seimbang?” ujarnya.

Dalam wawancara bersama awak media, ia juga mengatakan bahwa sidang pada 25 Agustus menunjukkan keganjilan serius dalam pengelolaan lembaga penyiaran internasional milik pemerintah AS tersebut.

“Kongres mengalokasikan 260 juta dollar AS untuk VOA pada 2025. Tapi sejak Maret, kami dirumahkan, dicap sebagai ‘busuk sampai ke akar’, bahkan disebut tidak bisa diselamatkan,” kata Patsy kepada awak media usai sidang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau