Disebutkan: "Organisasi Kejahatan Transnasional Prince Group mendapatkan keuntungan dari serangkaian kejahatan transnasional termasuk pemerasan seksual, sejenis penipuan yang melibatkan pemerasan terkait materi seksual eksplisit, seringkali dari anak di bawah umur, kemudian pencucian uang, berbagai penipuan dan pemerasan."
"Lalu korupsi, perjudian daring ilegal, dan perdagangan manusia skala industri, penyiksaan, dan pemerasan terhadap pekerja yang diperbudak untuk mendukung operasi di setidaknya 10 kompleks penipuan di Kamboja".
Baca juga: Sindikat Pengganjal ATM di Ciputat Pakai Uang Curian untuk Judol dan Beli Sabu
China juga diam-diam menyelidiki Prince Group setidaknya sejak 2020. Ada sejumlah kasus pengadilan yang menuduh perusahaan tersebut menjalankan skema penipuan daring.
Biro Keamanan Publik Kota Beijing telah membentuk satuan tugas untuk menyelidiki Prince Group, yang disebut sebagai sindikat perjudian daring transnasional besar yang berbasis di Kamboja.
Dugaan AS dan Inggris, jantung kerajaan bisnis penipuan itu ada di Golden Fortune Science and Technology Park, sebuah kompleks yang dibangun oleh Prince Group di Chrey Thom, dekat perbatasan Vietnam.
Sebelumnya, Prince Group membantah terlibat dalam penipuan, dan mengatakan tidak lagi memiliki hubungan dengan Golden Fortune.
Tapi investigasi AS dan Inggris berpendapat masih ada hubungan bisnis yang jelas di antara mereka.
Baca juga: Siswa SMP Terjerat Judol dan Pinjol, JPPI: Ada Celah Pengawasan Orangtua-Sekolah
Jurnalis Adamovic Davies mewawancarai sejumlah orang yang tinggal dan bekerja di dekat Golden Fortune untuk investigasinya terhadap Chen Zhi.
Mereka menggambarkan adanya pemukulan brutal kepada orang-orang yang sebagian besar berasal dari China, Vietnam, dan Malaysia yang mencoba kabur dari kompleks tersebut, tempat mereka dipaksa untuk melakukan penipuan daring.
"Saya pikir skala operasinya yang sangat besarlah yang benar-benar membuat Chen Zhi menonjol," katanya.
Dia menambahkan sungguh mengejutkan bahwa Prince Group mampu membangun jejak global tanpa menimbulkan kekhawatiran mengingat tuntutan pidana serius yang kini dihadapinya.
"Apa yang meresahkan banyak orang adalah kenyataan bahwa Chen Zhi seharusnya tidak pernah memperoleh semua asset ini, di Singapura, London, atau AS. Pengacara, akuntan, agen real estate, bankir, semua seharusnya melihat kelompok ini dan berkata, sebentar ini tidak masuk akal. Tapi mereka tidak melakukan itu," sambungnya.
Baca juga: 602.000 Warga Jakarta Disebut Terlibat Judol, Pramono: Memang Ada, Kita Tertibkan
Kini, setelah semua publisitas yang dihasilkan oleh sanksi AS dan Inggris, para pelaku bisnis bergegas memisahkan diri dari Prince Group.
Bank Sentral Kamboja terpaksa mengeluarkan pernyataan kepada para deposan yang gelisah, meyakinkan mereka bahwa pihaknya akan menarik dana dari Prince Bank.
Otoritas Korea Selatan juga telah membekukan 64 juta dollar AS simpanan Prince Group yang ditaruh di bank-bank Korea.
Pemerintah Singapura dan Thailand menjanjikan investigasi terhadap anak perusahaan Prince, dari 18 individu yang menjadi target AS dan Inggris, tiga di antaranya adalah warga negara Singapura.
Pemerintah Kamboja belum banyak berkomentar, selain mendesak otoritas AS dan Inggris untuk memastikan mereka memiliki bukti yang cukup atas tuduhan tersebut.
Baca juga: Ironi di Balik Bansos, Jadi Modal Judol Ribuan Warga Jakarta
Namun, akan sulit bagi elit penguasa Kamboja untuk menjauhkan diri dari Chen Zhi, setelah begitu dekat dengannya begitu lama.
Kamboja sudah menghadapi tekanan yang semakin besar atas toleransinya terhadap bisnis penipuan, yang beberapa perkiraan mungkin mencakup sekitar setengah dari keseluruhan perekonomian.
Lalu, bagaimana dengan Chen Zhi?
Tidak ada kabar atau penampakannya sejak sanksi diumumkan minggu lalu. Taipan misterius itu, yang pernah menjadi salah satu tokoh paling berkuasa di Kamboja, tampaknya telah lenyap.
Artikel ini pernah tayang di BBC News Indonesia dengan judul: Chen Zhi, taipan misterius yang dituduh 'dalangi penipuan kripto dan perjudian ilegal di Kamboja'.
Baca juga: Kejagung: Judol Dimainkan Anak SD hingga Tunawisma
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang