Chen Zhi mendirikan Prince Group pada 2015, yang berfokus pada pengembangan properti, saat usianya baru 27 tahun.
Dia memperoleh lisensi perbankan komersial pada 2018 untuk mendirikan Prince Bank. Pada tahun yang sama, dia juga mendapatkan paspor Siprus, dengan imbalan investasi minimum di sana sebesar 2,5 juta dollar AS, yang memberinya akses mudah ke Uni Eropa.
Dia kemudian memperoleh kewarganegaraan Vanuatu.
Chen Zhi juga mendirikan maskapai penerbangan ketiga Kamboja, dan pada 2020 mendapatkan sertifikat untuk mengoperasikan maskapai penerbangan keempat.
Baca juga: Cerita WNI Disiksa Saat Bekerja di Pusat Judol Kamboja, Seolah Hidup di Neraka
Di Phnom Penh, terdapat mal-mal mewah yang dibangun oleh divisi properti Prince Group, termasuk hotel-hotel bintang lima di Sihanoukville, dan skema ambisius untuk membangun "kota ramah lingkungan" senilai 16 miliar dollar AS yang disebut sebagai "Teluk Cahaya".
Pada 2020, Chen Zhi dianugerahi gelar tertinggi yang diberikan oleh raja Kamboja, yakni "Neak Oknha", yang mengharuskan sumbangan setidaknya 500.000 dollar AS (atau setara Rp8 miliar).
Dia pun diangkat menjadi penasihat resmi Menteri Dalam Negeri Sar Kheng sejak 2017.
Tak hanya itu, dia digaet sebagai mitra bisnis putra sang menteri, Sar Sokha, dan penasihat resmi bagi tokoh paling berkuasa di Kamboja Hun Sen, dan kemudian putranya Hun Manet, setelah dia menggantikan ayahnya sebagai perdana menteri pada 2023.
Chen Zhi dipuji oleh media lokal sebagai seorang filantropis, yang telah mendanai beasiswa bagi pelajar berpenghasilan rendah dan menyumbang secara substansial untuk membantu Kamboja mengatasi pandemi Covid-19.
Baca juga: Sekitar 7.000 Penerima Bansos di DIY Terindikasi Judol, Dinsos: Kami ke Cek ke Daerah...
Namun, dia tetap menjadi sosok misterius, jauh dari sorotan, dan jarang membuat pernyataan publik.
"Semua orang yang saya ajak bicara, yang pernah bekerja langsung dengannya, berada di ruangan yang sama dengannya, semuanya menggambarkannya sebagai sosok yang sangat sopan, sangat tenang, dan sangat terukur," ujar Jack Adamovic Davies, seorang jurnalis yang melakukan investigasi selama tiga tahun terhadap Chen Zhi, yang dipublikasikan oleh Radio Free Asia tahun lalu.
"Saya pikir menjadi orang yang tidak flamboyan dan mudah dikritik seperti di tabloid adalah tindakan yang cerdas. Bahkan mereka yang tidak lagi ingin dikaitkan dengannya pun masih terkesan dengan karismanya yang tenang."
Tapi dari mana semua kekayaan dan kekuasaan itu berasal?
Pada 2019, gelembung properti pecah di Sihanoukville.
Bisnis perjudian daring telah menarik sindikat kriminal China, yang kemudian memulai perang perebutan wilayah yang sengit satu sama lain.
Para turis pun ketakutan.
Di bawah tekanan China, Perdana Menteri Hun Sen saat itu melarang perjudian daring pada Agustus tahun itu.
Sekitar 450.000 warga China meninggalkan kota tersebut karena bisnis utamanya kolaps. Banyak blok hunian milik Prince Group dibiarkan kosong.
Baca juga: Siswa Terlibat Judol dan Pinjol, Pemerintah Diminta Perkuat Pendidikan Karakter dan Literasi Digital
Namun Chen Zhi terus memperluas bisnisnya dan berbelanja dengan bebas.
Menurut otoritas Inggris, pada 2019 dia membeli sebuah rumah mewah senilai 12 juta poundsterling (atau setara Rp 266 miliar) di London utara dan sebuah blok perkantoran senilai 95 juta poundsterling (atau setara Rp 2,1 triliun) di distrik keuangan kota itu.
AS mengatakan dia dan rekan-rekannya membeli properti di New York, jet pribadi dan superyacht, serta sebuah lukisan Picasso.
Dan, AS-Inggris menuding kekayaan Chen Zhi berasal dari bisnis paling menguntungkan di Asia saat ini: penipuan daring, beserta perdagangan manusia dan pencucian uang yang menyertainya.
Inggris dan AS telah menjatuhkan sanksi kepada 128 perusahaan yang terkait dengan Chen Zhi serta Prince Group, serta kepada 17 individu dari tujuh negara berbeda yang mereka tuduh membantu menjalankan kerajaan penipuannya.
Baca juga: Siswa SMP di Kulon Progo Terjerat Judol dan Pinjol, Berawal dari Game Online
Aset yang terkait dengan Chen Zhi di AS dan Inggris juga telah dibekukan.
Pengumuman sanksi tersebut menggambarkan jaringan rumit perusahaan cangkang dan dompet mata uang kripto yang digunakannya untuk memindahkan uang guna menyembunyikan asal-usulnya.