Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ungkap Penyebab Hujan di Tengah Teriknya Cuaca Oktober 2025 di Pulau Jawa

Kompas.com - 20/10/2025, 11:03 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan akan turun di sejumlah wilayah Pulau Jawa meskipun suhu udara belakangan ini mencapai angka maksimum.

Melalui akun resmi @infobmkg di Instagram, lembaga tersebut memberikan peringatan adanya potensi hujan lebat di beberapa daerah.

Berdasarkan peringatan tersebut, BMKG memperkirakan sejumlah wilayah seperti Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur akan mengalami hujan sedang hingga Minggu (19/10/2025). Sementara Jawa Tengah diprediksi mengalami hujan lebat pada periode yang sama.

Baca juga: BMKG Prakiarkan Wilayah Ini Akan Hujan Lebat pada 20-21 Oktober 2025

Kemudian, pada periode Senin (20/10/2025) hingga Kamis (23/10/2025), BMKG memprediksi Banten, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta akan diguyur hujan sedang, sedangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami hujan deras. 

Beberapa warganet dari Semarang, Jawa Tengah juga mengabarkan hujan deras melanda wilayah mereka, sedangkan cuaca panas masih terasa di wilayah lain seperti Surabaya, Jawa Timur.

Fenomena kombinasi antara panas ekstrem dan hujan lebat ini menimbulkan pertanyaan, apa penyebabnya dan bagaimana penjelasan BMKG?

Baca juga: Mengapa Karanganyar Jadi Wilayah dengan Suhu Tertinggi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG

Mengapa Hujan Bisa Terjadi di Tengah Cuaca Panas?

Koordinator Pusat Layanan Iklim BMKG, Dr. Supari, menjelaskan bahwa hujan dapat turun meskipun siang hari terasa sangat panas. Hal ini disebabkan oleh penguapan pada siang hari yang membentuk awan hujan.

"Meskipun suhu siang hari terasa sangat panas, hujan masih berpotensi terjadi pada malam hari, terutama akibat proses konveksi lokal yang dipicu oleh penguapan kuat di siang hari," ujar Supari.

Pada siang hari, sinar matahari membuat udara lembap naik ke atmosfer dan membentuk awan-awan konvektif.

Baca juga: Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Oktober 2025, Mana Saja?

Awan ini dapat menghasilkan hujan lokal berdurasi singkat di sore atau malam hari. Selain itu, untuk wilayah pesisir seperti Semarang, Supari juga mengingatkan potensi banjir rob menjelang fase bulan baru.

Pasang laut yang tinggi dapat memperparah genangan jika bertepatan dengan hujan lokal di malam hari.

Apa Penyebab Suhu Panas di Pulau Jawa?

Supari menjelaskan bahwa Pulau Jawa sedang mengalami suhu maksimum karena kombinasi faktor klimatologis dan dinamika atmosfer.

Secara klimatologis, posisi semu matahari pada pertengahan Oktober berada hampir tegak lurus di atas Pulau Jawa.

"Secara klimatologis, wilayah Jawa memang mengalami suhu maksimum tahunan pada bulan Oktober karena posisi semu matahari berada hampir tegak lurus di atas wilayah tersebut," jelasnya.

Baca juga: Benarkah Datangnya Hujan Bisa Diprediksi dari Permainan Layang-Layang? Ini Penjelasan BMKG

Dari sisi dinamika atmosfer, fenomena Madden–Julian Oscillation (MJO) berperan penting. Saat MJO berada di fase 1 dan 2 dengan pusat konveksi di Samudra Hindia bagian barat, wilayah Indonesia mengalami suppressed convection atau penekanan pembentukan awan hujan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau