Fahri menyebutkan, ia telah mengecek 80 stasiun di Jabodetabek yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai TOD.
Baca juga: KUR Perumahan Dituding Salah Sasaran: Pemerintah Vs Pengamat, Siapa Bela Rakyat?
Ia juga mendorong para pengembang untuk beralih dari perumahan tapak (landed house) ke hunian vertikal.
"Di seluruh negara yang mengalami transformasi memang harus ada kampanye nanti buat tinggal di rumah susun lebih enak, lebih bersih, lebih pasti," tambahnya.
Terkait alokasi KUR untuk perumahan, akan memiliki limit yang lebih tinggi dari KUR biasa, yaitu di atas Rp 50 juta.
Baca juga: Pemerintah Gaet Tiga Bank Swasta Jadi Penyalur KUR Perumahan
Dana tersebut akan disalurkan melalui perbankan, bukan dari pemerintah langsung. Untuk renovasi kawasan, Fahri juga mengusulkan pinjaman luar negeri.
Menurutnya, semua pihak terkait, termasuk BUMN, pengembang lokal, dan perusahaan konstruksi, sudah siap.
Namun, mereka masih menunggu penunjukan lokasi tanah yang akan disediakan oleh pemerintah.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini