JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hutama Karya Infrastruktur atau HKI menghadapi tantangan pengadaan lahan dan konstruksi pada pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong (Boser) via Parung.
Dikatakan Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti, trase jalan tol ini melintasi wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan pemanfaatan lahan beragam.
Hal ini memerlukan sinergi yang erat antara badan usaha, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk memastikan proses berjalan sesuai ketentuan, transparan, serta memperhatikan kepentingan masyarakat di sekitar lokasi proyek.
Sedangkan dari sisi teknis, proyek ini menghadapi tantangan konstruksi di wilayah urban padat, terutama pada pembangunan Junction (JC) Salabenda dan JC Serpong–Balaraja yang akan menjadi titik temu berbagai ruas jalan tol eksisting maupun rencana.
Baca juga: 21 Jalan Tol Masih Sepi, Pemerintah Hitung-hitungan dengan BUJT
"Kompleksitas konektivitas di area tersebut menuntut koordinasi lintas pihak dan strategi konstruksi yang adaptif agar pelaksanaan tetap aman dan efisien," ungkap Aji dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).
Oleh karena itu, dirinya memohon doanya agar pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung ini lancar dan bermanfaat bagi semua pihak,” ungkap Aji.
HKI masuk dalam konsorsium PT Bogor Serpong Infra Selaras atau BSIS yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) proyek tol tersebut.
Selain HKI, anggota BUJT BSIS terdiri dari PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, serta PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Baca juga: Profil Tol Boser, Calon Jalan Pintas dari Bogor-Serpong
Jalan tol yang membentang sepanjang 32 kilometer ini terdiri dari empat seksi yang memiliki sejumlah titik akses keluar masuk tol seperti Serpong, Rumpin, Patuat Nutug, Pondok Udik, dan Salabenda, yang semuanya terhubung ke jalan daerah.
Terhubungnya akses tol ini dengan jalan daerah tentu akan memudahkan masyarakat dalam mobilitas, dengan percepatan waktu tempuh menjadi kurang lebih 45 menit.
Pembangunan proyek jalan tol ini menggunakan skema pendanaan KPBU, yang merupakan kerja sama pemerintah dan badan usaha.
Ini di mana skema pembangunan ini dibiayai oleh konsorsium BUJT, dengan pengembalian melalui tarif jalan tol ini.
"Skema pendanaan ini, sangat membantu pemerintah di dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur untuk masyarakat,” tutup Aji.
Proyek Tol Bogor-Serpong via Parung ini direncanakan sebagai jalur alternatif strategis yang menghubungkan wilayah Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan, serta menjadi bagian dari sistem jaringan jalan tol yang akan mendukung konektivitas kawasan Jabodetabek.
Baca juga: Perjalanan Bogor ke Serpong Cuma 20 Menit Lewat Tol Boser via Parung
Diharapkan pembangunan infrastruktur dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, mempercepat perjalanan dan menunjang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, termasuk kawasan industri, pusat bisnis, serta destinasi wisata unggulan seperti Puncak, Bogor, dan kawasan lainnya di sekitar Tangerang Selatan dan Serpong.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang