KOMPAS.com - Apakah kamu menganggap bahwa menjadi lebih pendek atau bungkuk saat menua adalah sesuatu yang tak terhindarkan? Banyak orang mengira itu adalah bagian alami dari proses penuaan. Namun sebenarnya, kehilangan tinggi badan secara signifikan di usia lanjut bisa menjadi pertanda adanya osteoporosis — suatu kondisi medis serius yang perlu dikenali, terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi lemah dan rapuh, sehingga rentan mengalami patah secara tiba-tiba dan tak terduga. Penyakit ini berkembang secara diam-diam — tanpa gejala atau rasa sakit — dan sering kali baru terdeteksi setelah penderita mengalami patah tulang. Umumnya, tulang yang paling sering patah adalah tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
Yang membuatnya berbahaya, menurut ahli reumatologi Dr. Abby G. Abelson, patah tulang belakang dan pinggul sering menyebabkan rasa sakit kronis, kecacatan, dan bisa menurunkan kualitas hidup secara drastis. “Orang lebih berisiko meninggal dalam tahun pertama setelah mengalami patah tulang pinggul, begitu juga dengan patah tulang belakang,” jelasnya.
Baca juga: Apa Saja Penyebab Osteoporosis?
Seiring waktu, kehilangan sedikit tinggi badan memang normal. Diskus di antara tulang belakang akan menipis, otot kehilangan massa, dan ruang antar sendi menyempit. Namun, kehilangan tinggi badan yang cukup banyak — lima hingga sepuluh sentimeter — bisa menjadi tanda osteoporosis.
“Banyak orang salah paham bahwa kehilangan tinggi badan itu normal,” kata Dr. Abelson. “Memang kehilangan satu atau dua senimeter mungkin wajar, tapi kalau sampai lima atau tujuh sentimeter, itu bukan sekadar penuaan biasa.”
Baca juga: Ketahui Gejala Osteoporosis, Faktor Risiko hingga Dampaknya
Sebelum usia 30, tubuh kita masih membentuk lebih banyak massa tulang daripada yang hilang. Namun setelah usia 35, proses pembentukan tulang mulai melambat dan tubuh lebih cepat mengalami pengeroposan tulang. Bila kamu mengalami osteoporosis, pengeroposan ini terjadi jauh lebih cepat, dan setelah menopause, perempuan mengalami percepatan yang signifikan dalam kehilangan massa tulang.
Berita baiknya, ada banyak langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah pengeroposan tulang dan menjaga postur tubuh tetap tegak seiring bertambahnya usia.
“Kami kini memiliki banyak obat yang aman dan efektif untuk mencegah patah tulang akibat osteoporosis,” ujar Dr. Abelson. “Namun, jauh lebih penting untuk mencegah kehilangan tulang dengan mengendalikan faktor risiko yang bisa kita atur.”
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
Baca juga: Apa Itu Osteoporosis, Penyebab dan Cara Mencegahnya
Deteksi osteoporosis sejak dini sangat penting karena patah tulang bisa menjadi peristiwa yang mengubah hidup. Menurut Dr. Abelson, pemeriksaan kepadatan tulang (bone density test) sebaiknya dilakukan saat wanita memasuki masa menopause — sekitar usia pertengahan 40-an — sedangkan pada pria biasanya dimulai di usia pertengahan 60-an.
Jika kamu pernah mengalami patah tulang setelah usia dewasa, sebaiknya segera bicarakan dengan dokter mengenai evaluasi kepadatan tulang.
“Pastikan diskusi dengan dokter juga mencakup waktu yang tepat untuk menjalani pengobatan, karena sering kali, gejala pertama osteoporosis adalah patah tulang itu sendiri,” pesan Dr. Abelson.
Kesimpulannya, menjadi lebih pendek atau bungkuk di usia tua bukanlah nasib yang tidak bisa dihindari. Dengan gaya hidup sehat, nutrisi yang tepat, dan deteksi dini, kita bisa menjaga tulang tetap kuat dan berdiri tegak sepanjang hidup.
Baca juga: Bisakah Tinggi Badan Bertambah jika Sudah Dewasa?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang