Namun, Indonesia pun memiliki segudang cerita menyeramkan yang tak kalah mencekam.
Di antara sekian banyak urban legend Indonesia, nama-nama seperti Parakang, Poppo’, dan Sumiati dari Sulawesi Selatan menempati posisi tersendiri sebagai legenda yang paling menakutkan.
Cerita-cerita ini telah hidup turun-temurun di tengah masyarakat Bugis dan masih dipercaya hingga kini, terutama di daerah-daerah pedesaan.
Dikutip dari buku #urbanlejen: Urban Legend Around The World, ketiga legenda ini menjadi bagian dari warisan lisan yang menggambarkan hubungan manusia dengan dunia gaib di Nusantara.
Parakang: Ilmu Hitam yang Berubah Menjadi Kutukan
Dalam kepercayaan masyarakat Bugis, Parakang adalah sosok menyeramkan hasil dari seseorang yang salah mempelajari ilmu hitam. Akibat kesalahan tersebut, orang itu berubah menjadi makhluk haus darah yang disebut Parakang.
“Sekali seseorang menguasai ilmu ini, maka kekuatan tersebut akan menjadi milik keluarganya dan diwariskan secara turun-temurun,” demikian tertulis dalam buku #urbanlejen: Urban Legend Around The World.
Parakang digambarkan selalu mencari darah segar sebagai sumber kehidupannya. Dalam banyak kisah rakyat, makhluk ini disebut menghisap darah dari orang sakit, bayi yang baru lahir, bahkan dari mayat yang baru dikubur.
Beberapa cerita menyebutkan Parakang sering berkeliaran di rumah sakit atau pekuburan untuk mencari korbannya.
Jika gagal mendapatkan mangsa, Parakang disebut bisa memangsa anggota keluarganya sendiri.
Ia juga dikenal memiliki kemampuan shape-shifting atau berubah wujud, dari manusia menjadi pohon pisang dengan tiga helai daun, anjing berkaki manusia, hingga berbagai bentuk binatang lainnya.
Konon, jika seseorang menemukan pohon pisang dengan tiga helai daun, mereka disarankan untuk memukulnya sekali atau tiga kali. Sekali pukul dipercaya dapat membunuh Parakang, sementara tiga kali pukulan membuatnya cacat.
Kepercayaan ini begitu kuat pada masa lalu hingga seseorang yang berjalan pincang atau kesakitan di lutut sering dicurigai sebagai Parakang.
Salah satu cerita legendaris menyebutkan, seorang warga memukul seekor kambing di bagian lutut sebanyak tiga kali.
Tak lama kemudian, seorang wanita di desa tersebut tampak berjalan pincang dan mendadak menghilang dari rumahnya. Warga meyakini wanita itu adalah Parakang dalam wujud kambing tersebut.
Sebelum mati, Parakang disebut akan terus mengucapkan kata “Lemba”, yang dalam bahasa Bugis berarti pindah.
Makhluk ini diyakini tak bisa meninggal sebelum ada keturunannya yang bersedia menerima warisan ilmu hitam tersebut. Setelah itu, penerusnya akan menjadi Parakang selanjutnya.
Menariknya, di beberapa daerah, Parakang juga dipercaya memiliki kemampuan seperti dukun yang bisa menyembuhkan penyakit.
Namun di balik kepercayaan itu, sosok ini tetap menjadi momok menakutkan di banyak kampung.
Poppo’: Siluman Terbang yang Menjadi Musuh Parakang
Selain Parakang, legenda lain yang tak kalah populer di Sulawesi Selatan adalah Poppo’, atau disebut juga Pok Pok, karena suara yang dikeluarkannya saat terbang pada malam hari.
Legenda Poppo’ sudah dikenal sejak masa Kerajaan Luwu dan masih hidup dalam budaya masyarakat Bugis di Palopo, Makassar, Kendari, hingga Manado.
Sama seperti Parakang, Poppo’ merupakan manusia biasa yang berubah menjadi siluman akibat kesalahan dalam mempelajari ilmu hitam.
Ilmu ini dikatakan sebagai kutukan yang menurun dalam keluarga, diwariskan dari ayah ke anak dan cucu.
Poppo’ keluar dari rumah pada malam hari untuk mencari mangsa, biasanya orang sakit atau bayi yang tertidur lelap. Sebelum terbang, makhluk ini mengeluarkan isi perutnya dan menyimpannya di rumah, lalu melayang ke udara sambil menimbulkan suara “pok… pok…”.
Uniknya, menurut kepercayaan lokal, semakin keras suara Poppo’ terdengar, maka artinya ia masih jauh. Sebaliknya, jika suaranya pelan dan sayup-sayup, tandanya Poppo’ sudah sangat dekat.
Jika tak menemukan manusia, Poppo’ konon akan memakan ikan atau buah-buahan sebagai pengganti. Menjelang pagi, ia akan kembali ke rumah dan hidup lagi sebagai manusia biasa.
Salah satu kisah terkenal dalam urban legend Sulawesi Selatan adalah legenda Puang Imang, seorang bangsawan Bugis yang rumahnya pernah dimasuki Poppo’.
Ketika Puang Imang pulang, ia menemukan seorang wanita cantik berambut panjang berdiri telanjang di tengah rumahnya. Ia yakin wanita itu adalah Poppo’.
Karena rumah Puang Imang telah “dipagari” doa, makhluk itu tak bisa keluar. Sebelum diizinkan pergi, istri Puang Imang memotong rambut panjang Poppo’ hampir habis agar ia jera.
Dalam mitologi Bugis, Parakang dan Poppo’ disebut tidak akur dan saling bermusuhan.
Jika suatu wilayah ditempati oleh Parakang, Poppo’ tidak akan muncul di sana, begitu pula sebaliknya. Keduanya dipercaya sebagai wujud kutukan turun-temurun akibat kesalahan nenek moyang yang bermain dengan ilmu hitam.
Menurut legenda, Sumiati adalah seorang gadis desa yang merantau ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Namun, nasib tragis menimpanya. Ia diperkosa dan dibunuh oleh pengemudi angkot dan tukang becak. Hingga kini, jasadnya disebut tak pernah ditemukan.
Sejak kematiannya, warga Makassar sering melaporkan penampakan sosok wanita berpakaian putih yang menumpang kendaraan lalu menghilang di tengah jalan.
Banyak pengemudi angkot dan ojek yang mengaku pernah mengalami kejadian itu.
Warga percaya, hantu Sumiati menuntut balas kepada para pelaku dan sering menampakkan diri kepada orang yang berpakaian kuning, warna yang diingatnya saat ia dibunuh.
Kini, makam yang dipercaya sebagai kuburan Sumiati berada di kawasan Benteng Fort Rotterdam, peninggalan kolonial Belanda di jantung Kota Makassar.
Meski sosoknya tak lagi menampakkan diri, kisah Sumiati tetap hidup sebagai bagian dari urban legend Indonesia yang mewarnai sejarah lokal Makassar.
Urban Legend Nusantara di Tengah Tradisi Halloween
Cerita tentang Parakang, Poppo’, dan Sumiati menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan kisah horor yang tak kalah menarik dari kisah Halloween di Barat seperti vampir atau zombie.
Legenda-legenda ini menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat Nusantara, yang diwariskan secara turun-temurun sebagai bentuk peringatan moral dan simbol hubungan manusia dengan alam gaib.
Bagi sebagian masyarakat, urban legend seperti ini bukan sekadar cerita menakutkan, tetapi juga cerminan kepercayaan dan nilai-nilai budaya yang telah hidup ratusan tahun di bumi Sulawesi Selatan.
https://www.kompas.com/sulawesi-selatan/read/2025/10/31/121645688/legenda-parakang-poppo-dan-sumiati-urban-legend-paling