Sementara itu, olahraga aerobik hanya berdampak setengahnya.
Baca juga: Tips Aman Konsumsi Daging Kurban bagi Penderita Hipertensi dan Kolesterol
Masih dari New Scientist, olahraga isometrik dikatakan sebagai olahraga yang memengaruhi aliran darah. Contoh olahraga isometrik lainnya adalah wall squat dan plank.
Olahraga wall squat dan plank bekerja dengan cara menahan otot dalam posisi tegang selama satu atau dua menit.
Saat otot ditekan, aliran darah menuju otot akan berkurang sementara. Lalu, saat berhenti, otot akan menjadi rileks yang menyebabkan pembuluh darah melebar dan darah dapat mengalir deras.
Proses inilah yang membantu menurunkan tekanan darah selama beberapa jam. Bila dilakukan secara rutin, efeknya mungkin bisa berlangsung lebih lama.
Baca juga: Bolehkah Penderita Hipertensi, Kolesterol, dan Diabetes Minum Vitamin D?
Yang membuat olahraga isometrik lebih menarik adalah waktu latihannya relatif singkat.
Penelitian dari Journal of Clinical Hypertension tahun 2023 menemukan bahwa latihan isometrik selama 12 menit saja, dilakukan tiga kali seminggu selama 12 minggu, sudah cukup untuk menurunkan tekanan darah secara signifikan.
Namun, walau olahraga isometrik efektif menurukan tekanan darah, olahraga lain juga penting untuk tetap dilakukan.
Olahraga aerobik dan latihan kekuatan tetap penting untuk kesehatan jantung dan pembentukan otot.
Namun, jika tekanan darah dirasa tidak segera turun, olahraga isometrik dapat ditambahkan di rutinitas harian.
Baca juga: Bolehkah Penderita Hipertensi Makan Daging dan Jeroan Kambing? Ini Saran Dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.