Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuci Daging Pakai Air Panas atau Ditambah Jeruk Nipis Bisa Kurangi Kolesterol? Ini Kata Pakar

Kompas.com - 08/06/2025, 09:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Ketika perayaan Idul Adha tiba, konsumsi daging lumrah meningkat tajam di tengah masyarakat.

Di saat yang sama, berbagai mitos seputar pengolahan daging pun biasanya akan kembali mencuat.

Salah satunya adalah keyakinan bahwa mencuci daging dengan air panas atau menambahkan jeruk nipis bisa membantu mengurangi kadar kolesterol. Benarkah demikian?

Baca juga: Obat Darah Tinggi dan Kolesterol Tinggi, Ini Cara Minumnya yang Tepat Menurut Pakar

Pakar gizi: hanya mitos

Pakar gizi dari Universitas Airlangga Surabaya, Lailatul Muniroh, SKM, MKes, menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar secara ilmiah.

Ia menerangkan bahwa kolesterol berada di dalam jaringan ototo dan tidak bisa larut dalam air.

Degan kata lain, anggapan mencuci daging dengan air panas atau jeruk nipis bisa mengurangi kolesterol termasuk mitos.

“Jadi, mencuci daging meskipun dengan air panas atau jeruk nipis tidak akan mengurangi kolesterolnya,” terang Lailatul pada Kamis (6/6/2024), dikutip dari Antara.

Cara pengolahan lebih berpengaruh dari proses mencuci

Menurut Lailatul, hal yang jauh lebih berpengaruh terhadap kadar lemak dan risiko kesehatan bukanlah proses mencuci, melainkan metode memasak yang digunakan.

Memasak daging dengan suhu tinggi seperti digoreng atau dibakar hingga gosong dapat menghasilkan senyawa toksik berbahaya bagi tubuh.

“Meskipun tidak serta-merta menurunkan kadar lemak, metode memasak rendah suhu seperti mengukus atau merebus jauh lebih sehat daripada membakar hingga hangus,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menyarankan kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging tanpa dikontrol, apalagi menyantap jeroan yang tinggi kolesterol.

Baca juga: 7 Kuliner Daging Khas Idul Adha dari Berbagai Negara, Apa Saja?

Daging kambing tak selalu lebih berisiko

Lailatul juga meluruskan mitos lain yang menyebutkan bahwa daging kambing lebih ‘jahat’ daripada daging sapi.

Dalam banyak kasus, kata dia, daging kambing justru mengandung lemak jenuh dan kalori yang lebih rendah.

Kendati begitu, porsi dan frekuensi tetap menjadi kunci.

“Porsi aman konsumsi daging merah matang adalah sekitar 50–70 gram per sajian, maksimal dua hingga tiga kali dalam seminggu,” jelasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau