Diluncurkan pada 22 November 2024, koleksi bertema Natal ini menghadirkan Labubu dalam bentuk gantungan boneka berbulu berkilau.
Meski identik dengan suasana liburan, aksesori ini tetap cocok digunakan sepanjang tahun, baik untuk menghias tas maupun sebagai gantungan kunci.
Satu kotak dihargai 17,99 dolar AS (sekitar Rp 295.000), sedangkan set isi 6 dijual 107,94 dolar AS (sekitar 1,7 juta). Koleksi ini juga menyimpan edisi rahasia Labubu (Secret) yang selalu diburu kolektor.
Dirilis lebih awal pada 18 Maret 2022, seri Animal menghadirkan Labubu dalam balutan kostum hewan, mulai dari singa, beruang, hingga ubur-ubur.
Koleksi berisi 12 karakter ini menjadi salah satu yang paling populer karena menghadirkan sisi imut Labubu dalam versi satwa liar.
Satu kotak ditawarkan dengan harga 15,99 dolar AS (sekitar Rp 262.000), sementara set isi 12 dibanderol 191,88 dolar AS (sekitar 3,1 juta).
Baca juga: Boneka Labubu Seukuran Manusia Terjual Rp 2,4 Miliar, Masuk Daftar Mainan Termahal di Dunia
Seri terbaru ini meluncur pada 13 Juni 2025 dengan konsep unik: Labubu bertema makanan dan perlengkapan dapur.
Koleksi berisi 12 karakter ini menghadirkan berbagai item nyentrik, mulai dari mi instan, udang goreng, hingga peralatan dapur yang bisa membangkitkan selera koleksi Anda.
Satu kotak dijual 19,99 dolar AS (sekitar Rp 328.000), sedangkan set lengkap isi 12 bisa dibawa pulang dengan harga 178 dolar AS (sekitar 2,9 juta).
Baca juga: Smartphone dari Korut Diselundupkan ke Korsel, Ketik “Korea Selatan” Muncul Jadi “Negara Boneka”
Dilansir dari NPR (18/6/2025), tren blind box atau kotak buta tidak hanya mencerminkan keseruan mengoleksi mainan, tetapi juga memberi gambaran menarik tentang perilaku konsumen masa kini.
Menurut kurator di Strong Museum of Play, Rochester, Michelle Parnett-Dwyer, konsep ini sebenarnya bukan hal baru.
Sejak lama, orang sudah terbiasa dengan kejutan dalam kemasan seperti hadiah dalam kotak sereal, mainan kapsul dari mesin otomatis, hingga fukubukuro alias kantong keberuntungan khas Jepang yang berisi barang acak.
Bahkan, kartu koleksi populer seperti Pokemon dan Yu-Gi-Oh pun menawarkan sensasi yang sama, yakni ketidakpastian sekaligus harapan menemukan sesuatu yang langka.
Fenomena ini sangat relevan bagi konsumen dewasa muda saat ini karena menyentuh rasa nostalgia masa kecil.
“Banyak popularitasnya berasal dari keinginan orang dewasa untuk kembali merasakan pengalaman masa kanak-kanak,” jelas Parnett-Dwyer.
Menurutnya, ada sisi positif dalam kembali terhubung dengan anak batiniah setiap orang.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa bermain itu penting di segala usia.
Aktivitas sederhana seperti mengoleksi atau membuka blind box bukan sekadar hiburan, tapi juga cara manusia berinteraksi, melepaskan stres, hingga menjaga semangat muda.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini