Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CELIOS Ungkap Rentetan Kasus Pemicu Kemarahan Publik hingga Agustus 2025

Kompas.com - 06/09/2025, 18:00 WIB
Intan Maharani

Penulis

"Masalah tadi kalau tidak diselesaikan maka ketidakpuasan publik saat ini hanya temporer diredam dengan penangkapan aktivis, tapi akar masalah penyebab kemarahannya tidak selesai," ujarnya. 

Baca juga: Deadline 17+8 Tuntutan Rakyat Jatuh Hari Ini, Begini Respons Sejumlah Pejabat

Rentetan kejadian yang memicu kemarahan publik

Berdasarkan pengamatan CELIOS, berikut kasus-kasus yang telah memicu kemarahan publik hingga akhir Agustus 2025: 

16 Oktober 2023

  • MK mengubah syarat Capres-Cawapres, jalan mulus Gibran jadi Cawapres Prabowo. 

14 November 2024

  • Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPn) menjadi 12 persen mulai Januari 2025.

22 Januari 2025

  • Pemangkasan anggaran jilid 1 sebesar Rp 306,7 triliun.

23 Januari 2025

  • RUU KUHAP mulai dibahas (inisiatif DPR), "dimulai dari nol".

31 Januari 2025

  • Pemerintah umumkan larangan jual LPG 3 kg di pengecer mulai 1 Februari 2025.

Februari 2025

  • Lonjakan harga beras mulai mencuat di pemberitaan nasional.

24–27 Februari 2025

  • Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina mencuat.

21 Maret 2025

  • Respons Hasan Nasbi soal teror Kepala Babi ke Redaksi Tempo: "Dimasak saja".

23 April 2025

  • Gelombang PHK di berbagai sektor terutama industri dan teknologi informasi.

25 April 2025

  • Maraknya kasus keracunan dalam Program MBG.

26 Maret 2025

  • Revisi UU TNI disahkan DPR.

2 April 2025

  • Revisi UU Polri.

Awal Mei 2025

  • Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) menuai kritik.

15 Mei 2025

  • Peningkatan utang luar negeri RI naik menjadi Rp 7.144,6 triliun. 

28 Mei 2025

  • DPR menyetujui proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah. 

3–9 Juni 2025

Halaman:


Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau