Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Dukungan Mocaf Jadi Bahan Baku Menu MBG (2)

Kompas.com - 25/10/2025, 07:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Singkong tumbuh subur di negeri ini, bisa diolah jadi tepung mocaf yang lebih sehat, namun belum juga mampu mendampingi, apalagi menggantikan terigu. Kini, lewat program Makan Bergizi Gratis (MBG), terbuka peluang baru untuk mengenalkan mocaf ke lebih banyak meja makan. Sudah saatnya pengurus negara menoleh pada potensi dari tanahnya sendiri.

KOMPAS.com - Bagi Sugito (45), peluang itu sudah di depan mata. Nada suaranya meninggi saat menyinggung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Petani singkong asal Desa Petir, Purwanegara, Banjarnegara, Jawa Tengah itu yakin, jika saja MBG dikelola secara serius maka program tersebut bisa membuka jalan untuk memperkenalkan tepung mocaf ke khalayak yang lebih luas.

Sudah hampir setahun Sugito bersama Kelompok Tani Sumber Rejeki mengolah singkong menjadi mocaf. Tetapi, perjalanan mereka belum mulus.

Baca juga: Dari Singkong ke Mocaf: Lahir karena Rasa Sakit Petani (1)

Produksi masih lebih sering menyesuaikan adanya pesanan. Otomatis, kolam rendaman singkong yang telah dikupas tak selalu berisi. Area penjemuran potongan ubi di sampingnya pun sering kosong, dan mesin penggiling sriping jarang berderu.

Penyerapan singkong kelompok tani masih bergantung kerja sama dengan Rumah Mocaf Indonesia sebagai offtaker. Penjualan langsung dari konsumen ke kelompok tani pun masih sangat minim.

Sugito menilai, MBG dapat menjadi momentum penting untuk memperluas pasar tepung mocaf. 

Ia berharap pemerintah segera memasukkan mocaf sebagai salah satu bahan baku dalam menu MBG. Gagasannya datang dari apa yang telah terjadi di Desa Bawang di Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Sugito seperti mendapat suntikan energi saat menyaksikan langkah Dapur MBG Muhammadiyah Banjarnegara yang berkomitmen memanfaatkan mocaf dalam menu untuk anak-anak penerima MBG.

Ia turut hadir ketika pengelola Dapur MBG Muhammadiyah Banjarnegara menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Bawang mengenai penyediaan tepung mocaf pada Sabtu (20/9/2025).

“Momentum MBG ini penting. Tinggal pemerintah mau atau tidak mendorong produk lokal. Kalau satu dapur saja memakai 20 kg mocaf per minggu, itu sudah luar biasa menyerap produksi,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (26/9/2025).

Dia menambahkan, banyak sumber literatur telah menunjukkan tepung mocaf lebih sehat dibandingkan terigu, terutama karena bebas gluten dan kaya serat. 

Belum lagi, jika ditanam dengan pupuk kandang atau bahan organik, singkong jadi lebih alami dan ramah lingkungan. Menurutnya, sebagian besar singkong produksi Petir bersifat demikian.

Sudah muncul inisiatif ada mocaf di menu MBG

Saat membahas mocaf, ingatan Sugito kerap kali terlempar ke momen obrolan dengan pendiri dan direktur Rumah Mocaf Indonesia, Riza Azyumarridha Azra (34). Kala itu keduanya bicara tentang betapa penting dukungan pemerintah bagi petani singkong.

Ia membayangkan, seandainya para petani singkong mendapat dukungan penyelenggara negara untuk membangun UMKM pengolahan mocaf, betapa besar dampaknya bagi perekonomian warga yang terlibat.

Ketua Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Bawang, Joko Sunarno, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perwakilan Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Muhammadiyah Kabupaten Banjarnegara, Sugino Purnomo, terkait penyediaan bahan baku tepung mocaf untuk menduung kegiatan dapur MBG di Desa Bawang, Sabtu (20/9/2025). Prosesi itu turut disaksikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Sudaryono dan Bupati Banjarnegara Amalia Desiana.KOMPAS.com/IRAWAN SAPTO ADHI Ketua Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Bawang, Joko Sunarno, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perwakilan Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Muhammadiyah Kabupaten Banjarnegara, Sugino Purnomo, terkait penyediaan bahan baku tepung mocaf untuk menduung kegiatan dapur MBG di Desa Bawang, Sabtu (20/9/2025). Prosesi itu turut disaksikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Sudaryono dan Bupati Banjarnegara Amalia Desiana.

“Produksi kecil saja dulu, seperti 3-4 kwintal per pekan, sudah sangat membantu. Pekerjaan rumahnya kan lebih banyak soal kepastian pasarnya ke mana. Nah, kini ada peluang lewat MBG,” ucapnya. 

Ia bilang, program MBG bisa menjadi solusi untuk menciptakan pasar baru bagi mocaf. Selagi itu, ia berharap pemerintah berani menekan impor gandum yang selama ini menjadi bahan utama terigu.

“Kalau tak bisa 100 persen, kurangi saja dulu 20 persen impor gandum, katakanlah sekitar 2 juta ton setahun, dan dorong konsumsi mocaf. Otomatis petani singkong terbantu,” ia mengusulkan.

Baca juga: Sebagian Menu MBG di Banjarnegara Akan Gunakan Tepung Mocaf Lokal

Sugito yakin betul, pemerintah pun sudah sangat paham bahwa gandum bukanlah komoditas asli Indonesia dan sulit dibudidayakan di dalam negeri. Sedangkan singkong atau ubi kayu lain cerita, bisa dengan mudah ditemukan di berbagai daerah di Tanah Air.

“Jika impor gandum ini terus dibiarkan, kapan produk lokal naik kelas? Kami di lapangan pada dasarnya siap saja untuk tancap gas tingkatkan panen singkong dan produksi mocaf asal pasarnya jelas,” tegasnya.

Perwakilan Dapur MBG Muhammadiyah Banjarnegara, Sugino Purnomo, menyampaikan pemanfaatan tepung mocaf sebagai bahan baku menu MBG dilakukan karena sejalan dengan prinsip program yang diarahkan untuk mengutamakan produk lokal.

Lagi pula, kata dia, tepung mocaf dari singkong lebih sehat dibanding terigu. 

“Kami ingin mengoptimalkan potensi lokal. Tepung mocaf di Banjarnegara kan banyak. Bahannya juga dari petani Banjarnegara sendiri,” ucapnya, Sabtu (20/9/2025).

Berdasarkan MoU dengan pengurus KDMP Desa Bawang, Dapur MBG Muhammadiyah Banjarnegara akan menerima pasokan awal 500 kg tepung mocaf per bulan, dengan kemungkinan penyesuaian sesuai kebutuhan dan kapasitas produksi. Adapun harga tepung mocaf disepakati senilai Rp 12.000 per kg.

“Setelah penandatanganan MoU ini, kami akan menindaklanjutinya dengan komunikasi terkait penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Pada prinsipnya, kami akan terus mendukung penggunaan produk-produk lokal, termasuk tepung mocaf ini,” kata Sugino.

Namun, saat dikonfirmasi Rabu (22/10/2025), Sugino mengakui dapur MBG Muhammadiyah Banjarnegara belum mulai memanfaatkan tepung mocaf sebagai bahan baku pengganti terigu. Alasannya, mereka masih menyelesaikan PKS dan melengkapi administrasi lain terkait operasional MBG.

Di sisi lain, Ketua KDMP Bawang, Joko Sunarno, menjelaskan berdasarkan rencana awal, KDMP akan menggandeng Rumah Mocaf Indonesia dan sejumlah kelompok tani, hingga usaha dagang (UD), untuk menyuplai tepung mocaf ke Dapur MBG Muhammadiyah.

Selagi itu, pengurus koperasi akan mengerahkan upaya untuk dapat memproduksi sendiri tepung mocaf, baik untuk memenuhi kebutuhan program MBG maupun penjualan umum.

“Harapannya memang kami bisa ikut memasarkan mocaf yang pada akhirnya dapat membantu para pelaku UMKM dan petani singkong lokal. Bagaimanapun koperasi ini memang dibentuk untuk memperkuat ekonomi masyarakat desa lewat pemberdayaan dan gotong royong,” jelasnya.

Dukungan juga datang dari Direktur Rumah Mocaf Indonesia, Riza Azyumarridha Azra (34). Ia menyebut program MBG sebagai peluang strategis untuk memperluas penggunaan mocaf sebagai produk pangan lokal unggulan di tengah masyarakat. 

Baca juga: Rumah Mocaf Ajak Petani Lokal Manfaatkan Peluang Bisnis Sustainable

Dengan semakin banyak masyarakat beralih menggunakan mocaf dalam berbagai olahan pangan, ia meyakini prospek bagi petani singkong untuk meningkatkan kesejahteraan kian terbuka.

Rumah Mocaf Indonesia sendiri memastikan selalu membeli singkong dari petani lokal dengan harga wajar, minimal Rp 1.500 per kg.

Menurutnya, potensi pengembangan mocaf di Indonesia sangat besar karena bahan baku singkong melimpah dan mudah ditanam di berbagai daerah.

Namun, di tengah peluang besar itu, Riza menyayangkan kebijakan pemerintah yang masih bergantung pada impor gandum.

“Yang jadi pertanyaan, mengapa masih impor tepung terigu? Padahal, potensi lokal seperti mocaf bisa dioptimalkan,” katanya.

Lebih jauh, Riza juga menyinggung janji pemerintah soal subsidi tepung mocaf yang hingga kini belum terealisasi.

Ia masih ingat pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menghadiri Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Pendopo Dipayuda Adigraha, Banjarnegara, pada November 2022.

Saat itu, Mendag berencana memberikan subsidi Rp 3.000 per kilogram (kg) agar harga tepung mocaf di pasaran turun dari Rp 15.000 menjadi Rp 12.000 per kg.

"Saya masih simpan videonya. Sampai sekarang kami masih menunggu realisasi subsidi itu,” kata Riza.

Semangat Riza untuk mengangkat martabat singkong lahir dari keyakinan akan pentingnya kedaulatan pangan nasional. 

Dalam menjalankan advokasinya, ia berpegang teguh pada petuah Ketua MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah (alm) Said Tuhuleley, “selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat.”

Ia meresapi pula pesan dari Konsultan Social Entrepreneur, Tri Mumpuni untuk memperhatikan daya dukung alam, jangan sampai mengeksploitasi alam dan tenaga kerja.

Halaman:


Terkini Lainnya
Balita di China Meninggal Tersedak Boba Saat Bermain Trampolin
Balita di China Meninggal Tersedak Boba Saat Bermain Trampolin
Tren
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Cabut Gelar Pangeran, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Andrew
Setelah Cabut Gelar Pangeran, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau