Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Usia Produktif Tak Disarankan Minum Teh Saat Makan, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 28/10/2025, 15:45 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video di Instagram berisi narasi yang menyarankan agar teh tak dikonsumsi wanita usia produktif lantaran bisa memicu anemia.

Video yang diunggah akun @s*******n itu menampakkan seorang wanita dan laki-laki yang tengah memesan makanan di sebuah restoran.

"Ko tahu ji, teh itu bisa meningkatkan risiko anemia pada cewek-cewek dengan usia produktif, karena dalam teh itu ada kandungan polifenol yang menghambat absorbsi besi dalam tubuh," jelas sang wanita saat si laki-laki menyodorkan segelas es teh.

Wanita tersebut juga menerangkan bahwa laki-laki juga bisa mengalami anemia akibat mengonsumsi teh. Namun, perempuan tetap lebih rentan karena mengalami menstruasi setiap bulan.

Lantas, benarkah teh yang dikonsumsi saat makan bisa memicu anemia pada perempuan usia produktif?

Baca juga: Suka Kopi atau Teh Panas? Hati-hati, Kandungan Mikroplastiknya Tertinggi

Minum teh bisa picu anemia pada wanita usia produktif

Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr Santi, membenarkan bahwa konsumsi teh dapat menyebabkan anemia pada perempuan yang masih mengalami menstruasi.

Dia menjelaskan, anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah mengandung hemoglobin lebih rendah dari normal.

Padahal, protein hemoglobin bertugas mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Bila kadar hemoglobin  menurun, penyaluran oksigen ke seluruh tubuh sulit tercapai.

"Orang yang rentan mengalami anemia adalah mereka yang tidak suka makan, terlebih tidak makan sayur hijau atau daging merah," ujar dr. Santi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/10/2025).

Dia melanjutkan, wanita muda khususnya yang tengah menstruasi, membutuhkan zat besi lebih banyak. Karenanya, golongan ini rentan terhadap anemia.

"Perempuan usia produktif juga (rentan anemia). Ketika menstruasi, darah keluar dan harus diganti. Tubuh hanya bisa bikin darah pengganti jika sumber dari makanan yang bergizi tercukupi," terang dia.

Nah, konsumsi teh, kopi, atau minuman berkafein lainnya bersama makanan tinggi protein, dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi dari santapan itu.

"Saat mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi dalam jenis nabati, termasuk sayuran berdaun, itu penyerapannya akan diganggu kafein yang ada di teh," jelas dia.

"Jadi, kalau misal makan tempe atau tumis kangkung bersamaan minum teh, maka penyerapan zat besinya itu bisa turun hingga 60-70 persen," sambungnya.

Sementara itu, dr. Santi mengatakan, bahwa teh yang dikonsumsi bersamaan dengan protein hewani seperti ikan dan daging sapi, akan mengganggu penyerapan zat besi sebesar 20 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau