KOMPAS.com - Video konten buatan artificial intelligence (AI) yang menampilkan kucing bisa masak, viral di media sosial TikTok.
Dalam video itu, tampak seekor kucing sedang memasak. Namun, tiba-tiba salah satu kucing ditampilkan ikut termasak tanpa sengaja.
Aksi drama itu terus berlanjut hingga kurang lebih semenit.
Bagi sebagian pengguna TikTok, konten itu menghibur. Namun, tak sedikit juga warganet yang menganggamnya sebagai hal menyeramkan.
Lantas, apakah konten kucing bisa masak bikinan AI menimbulkan dampak psikologis?
Baca juga: Komdigi Bekukan Izin TikTok: Penyebab, Respons Perusahaan, dan Kata DPR
Psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal mengatakan, di balik gurauan tersebut, konten kucing bisa masak dapat menimbulkan bahaya yang signifikan bagi sisi pengguna TikTok.
Menurutnya, video tersebut mengandung unsur sadistik.
"Ada unsur sadistik dan menormalisasi kekerasan," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (28/10/2025).
Danti menuturkan, secara tidak langsung, video tersebut bakal memengaruhi perilaku atau alam bawah sadar penontonnya.
Berikut ini bahaya konten kucing bisa masak bikinan AI:
Baca juga: 5 Prompt AI Foto Formal untuk CV dan LinkedIn Terbaik, Cukup Unggah Selfie
Ia menjelaskan, mengonsumsi konten yang menampilkan kekejaman meskipun dalam bentuk fiksi atau AI secara berulang-ulang, dapat memengaruhi pengguna menjadi mati rasa atau desensitisasi terhadap kekerasan.
"Garis antara fiksi dan realitas dapat menjadi kabur. Ketika tindakan sadistik, seperti memasak makhluk hidup dianggap sebagai humor, pengguna mungkin akan kesulitan membedakan mana yang benar-benar kejam dan mana yang hanya lelucon, yang pada akhirnya dapat menormalisasi kekerasan dalam pikiran mereka," kata dia.
Meski dalam bentuk animasi, menonton video pendek seperti ini bisa memicu kecemasan, stress, dan trauma pada pengguna yang rentan.
Menurutnya, bagi anak-anak dan remaja yang kemampuan bernalarnya belum matang, paparan berulang terhadap kekerasan, bahkan fiksi, dapat mengganggu perkembangan emosional dan moral mereka.
Baca juga: Foto Pribadi Disalahgunakan Jadi Bahan Konten AI, Bisa Lapor ke Mana?
Sudah bukan rahasia bahwa menonton video berkualitas rendah dan absurd terlalu sering bisa menyebabkan brain rot.