Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Temuan Ulat dalam Menu MBG di Bangkalan, Pakar: Jenis Penghasil Sutra

Kompas.com - 01/11/2025, 16:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ulat jenis Samia cynthia ricini ditemukan dalam salah satu menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kamal, Bangkalan, Jawa Timur.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gili Timur, Diandra Dieva Pertiwi menyebut ulat Samia cynthia ricini bisa dikonsumsi dan tinggi protein.

Namun, temuan ulat tersebut merupakan sebuah kelalaian dalam penyajian menu MBG kepada para siswa.

Diandra mengatakan, Samia cynthia ricini hanya ditemukan di dalam satu ompreng dan belum sempat dikonsumsi. Ulat itu berada di sayur daun singkong.

"Itu merupakan ulat yang biasa hidup di batang atau area daun singkong dan menurut penelitian yang ada sebenarnya ulat jenis Samia Cynthia Ricini ini bisa dikonsumsi dan tinggi protein, hanya saja memang tidak seharusnya terjadi," kata Diandra dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Temuan Ulat dalam Menu MBG di Bangkalan Disebut Bisa Dimakan, Ini Kata Pakar Serangga IPB

Merupakan jenis ulat sutra

Pakar serangga atau entomolog dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc mengonfirmasi bahwa ulat Samia cynthia ricini bisa dikonsumsi dan tinggi protein.

Dia mengatakan, Samia cynthia ricini merupakan ulat sutra atau penghasil benang sutra. Namun, umumnya ulat sutra yang dibudidayakan di Indonesia merupakan jenis Bombyx mori.

“Setahu saya banyak di Asia termasuk India, Bangladesh, Thailand. Ya di sana dibudidayakan,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

“Namun di Indonesia saya pernah dengar bisa ditemukan di alam dan dibudidayakan secara terbatas di Jawa Timur,” imbuhnya.

Purnama menyebut, Samia cynthia ricini menghasilkan sutra eri, jenis sutra yang lebih kasar, tebal, dan tidak terlalu mengkilap daripada sutra mulberry dari Bombyx mori.

Baca juga: Ramai soal Ulat Bulu yang Disebut Sangat Beracun dan Mematikan, Ini Faktanya

Namun, dia menilai bahwa sutra eri dari Samia cynthia ricini ini lebih hangat dan kuat, serta mudah diwarnai sebagai kain dibandingkan sutra mulberry.

Selain itu, produksi sutra eri lebih ramah lingkungan, karena tidak memerlukan pembunuhan pupa (non-violent silk).

“Ulat Samia cynthia ricini dikenal juga sebagai ulat sutra eri, menghasilkan sutra melalui kelenjar sutra (sericigland) di tubuhnya,” tutur dia.

“Prosesnya berlangsung selama fase pembuatan kokon atau kepompong,” sambungnya.

Inang ulat Samia cynthia ricini biasanya adalah daun jarak kepyar atau Ricinus communis. Oleh karena itu, ulat tersebut disebut ricini.

Baca juga: Viral, Video Serangan Ulat Jati Menyerbu Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau