Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi, Kata Galgah Masuk KBBI sebagai Lawan Kata Haus, Siapa Penemunya?

Kompas.com - 01/11/2025, 08:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kata “galgah” tengah ramai diperbincangkan di media sosial setelah resmi masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai lawan kata dari “haus.”

Menurut KBBI VI Daring, kosakata baru ini merujuk pada kondisi sudah tidak haus atau hilang dahaga, yakni “(sudah) lega atau segar kerongkongan karena minum; tidak dahaga; palum.”

Kata galgah sendiri tercatat resmi di KBBI beberapa bulan setelah kata palum, yang sebelumnya telah diresmikan sebagai antonim haus.

Masuknya galgah ke dalam KBBI ini pun turut memperkaya kosakata bahasa Indonesia.

Dengan diresmikannya galgah dan palum, kini lawan kata haus memiliki dua bentuk kata resmi yang dapat digunakan untuk menyatakan kondisi sudah tidak haus atau lega setelah minum.

Baca juga: Benarkah “Galgah” Masuk KBBI sebagai Lawan Kata “Haus”? Ini Penjelasan Badan Bahasa


Galgah dan palum jadi lawan kata haus

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Hafidz Muksin menyampaikan, kata galgah merupakan usulan dari editor eksternal KBBI.

Latar belakang pengusulan kata ini bermula dari unggahan di grup Klinik Bahasa mengenai kata palum yang berarti “sudah puas minum” atau “hilang rasa haus”.

Menurut Hafidz, kata palum tersebut kemudian dijadikan konten di media sosial Badan Bahasa.

"Dari konten media sosial itulah muncul banyak komentar yang menyatakan bahwa sudah ada kata untuk konsep serupa, yaitu galgah, yang diciptakan oleh seorang pemengaruh," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

"Kata ini adalah onomatope, tiruan bunyi, yang tidak mempunyai etimologi karena merupakan hasil kreatifitas penciptanya," tambahnya.

Baca juga: Ramai soal Kentang Jembut Masuk KBBI, Begini Penjelasan Guru Besar UGM

Hafidz mengungkapkan, meski baru digunakan dan ramai dibicarakan di media sosial sejak Juni 2025, frekuensi penggunaan kata galgah cukup tinggi.

"Karena frekeuensinya penggunaannya cukup tinggi, sehingga masuk sebagai usulan kata baru ke meja redaksi KBBI dan divalidasi untuk pemutakhiran periode Oktober 2025 ini," jelasnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa Badan Bahasa tetap memilih kata palum sebagai istilah baku untuk lawan kata haus.

Alasannya adalah karena bunyi kata "palum" dianggap lebih eufonik dan berasal dari hasil inventarisasi kosakata bahasa daerah, yakni bahasa Batak.

Adapun, program inventarisasi kosakata bahasa daerah adalah program pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia dari bahasa daerah.

"Kata palum merupakan hasil inventarisasi kosakata pada tahun 2024 dan tetap akan menjadi istilah yang direkomendasikan sebagai kata baku sebagai wujud keberpihakan Badan Bahasa dalam mengangkat bahasa daerah sebagai unsur pemerkaya kosakata bahasa Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: Ini Penulisan Isra Miraj yang Benar Menurut KBBI

Siapa penemu kata galgah?

Kata galgah pertama kali diciptakan oleh penyanyi sekaligus kreator TikTok, Bunga Reyza  beberapa waktu lalu.

Kan lawan kata lapar itu kenyang, sedangkan haus belum ada. Nah, bingung kan? Makanya kita bikin saja,” ujar Bunga saat menceritakan awal mula ide tersebut muncul, dikutip dari akun Instagram pribadinya, @bungareyzaa.

Wanita berusia 22 tahun itu juga mencontohkan penggunaan kata galgah dalam percakapan sehari-hari.

Mau minum enggak? Enggak dulu, sudah galgah. Galgah tuh kayak sudah segar gitu tenggorokan,” jelasnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh reyza (@bungareyzaa)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau