KOMPAS.com - Badai Melissa yang melanda kawasan Karibia pekan ini meninggalkan jejak kehancuran di tiga negara: Jamaika, Haiti, dan Kuba.
Ribuan rumah hancur, puluhan orang meninggal dunia, dan sebagian besar wilayah masih terputus dari akses listrik serta komunikasi.
Baca juga: 36 Orang Tewas akibat Badai Melissa, Masih Terus Bergerak Menuju Negara Lain
Meski demikian, di tengah reruntuhan, banyak warga tetap berjuang bertahan dan memulai kembali hidup mereka.
Di Jamaika, kawasan St. Elizabeth menjadi titik dengan kerusakan terburuk. Rumah-rumah rata dengan tanah, jembatan hanyut, dan ribuan warga mengungsi.
"Saya tidak punya rumah sekarang," kata Sylvester Guthrie, warga Lacovia, Jamaika, dikutip dari AP, Jumat (31/10/2025).
Setelah kehilangan rumah, Guthrie hanya memiliki sepeda sebagai satu-satunya barang berharga yang tersisa.
Badai Melissa melanda pulau itu dengan kekuatan maksimum 298 km/jam, mengalahkan rekor Hurricane Katrina pada 2005.
"Saya berdiri di jalan utama yang sekarang tertutup lumpur setinggi lutut," kata Dana Malcolm dari Jamaica Observer, dikutip dari BBC, Jumat.
Pemerintah Jamaika melaporkan sedikitnya 19 orang tewas, termasuk seorang anak.
"Seluruh Jamaika benar-benar hancur karena apa yang terjadi," ujar Menteri Pendidikan Dana Morris Dixon.
Sebanyak 13.000 warga kini tinggal di tempat penampungan, sementara 72 persen wilayah masih tanpa listrik.
Menteri Telekomunikasi dan Energi, Daryl Vaz, meminta masyarakat bersabar.
"Kami memahami rasa frustrasi dan kecemasan Anda, tapi kami mohon kesabaran," ujarnya.
Baca juga: Usai Hantam Jamaika, Badai Melissa Kini Bergerak Menuju Timur, Korban Tewas Capai 7 Orang
Badai kemudian bergerak ke timur laut dan menghantam Kuba bagian timur.
Pemerintah Kuba mengevakuasi lebih dari 735.000 warga sebelum badai tiba. Pemerintah menilai langkah yang disebut berhasil mencegah korban jiwa.