KOMPAS.com - Baru-baru ini, warganet ramai membicarakan tentang masuknya sebuah kata baru ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakni "kentang jembut".
Sebuah akun base di X @IndoPopBase mengabarkan bahwa KBBI menambahkan "kentang jembut" ke dalam KBBI untuk menyebut umbi-umbian berukuran kecil dan berserabut.
Secara spesifik, istilah itu digunakan untuk menyebutkan umbi Coleus tuberosus.
Apabila dilihat dari laman resmi KBBI Kemendikbud VI Daring, istilah tersebut sudah ditambahkan. Namun jika diakses melalui aplikasi, istilah ini belum ada penjelasannya.
Informasi mengenai penamaan ini pun mencuri perhatian dan menuai berbagai komentar. Bahkan, unggahan itu sudah ditonton lebih dari 333 ribu kali sejak dibuat pada Rabu (17/9/2025).
Baca juga: Makan Kentang Bertunas Bisa Picu Kematian Mendadak, Ini Penjelasan Dokter
Banyak warganet mengira bahwa istilah itu dibuat-buat saja dan bukanlah suatu kata yang baku digunakan.
"Beneran masuk KBBI dong. Kukira cuma akal-akalan tante-tanteku yang mesum itu aja," kata akun @shu****dsj,
"Siapapun yang memasukkan kata ini ke KBBI, kamu keren," ujar akun @nob****idt.
"Pas dikasi tau namanya sama budeku, aku shock . Ternyata beneran kentang jembut WKWKWKWK. Btw rasanya agak unik yak pas aku makan, waktu itu disuguhin banyak banget pas main ke Banyuwangi," komentar akun @Ann****fje.
Selain @IndoPopBase, beberapa akun di Instagram seperti @infoboga.id hingga @kaltimpost juga membahas tentang penambahan nama umbi tersebut ke dalam KBBI.
Lantas, bagaimana tanggapan pakar mengenai penambahan "kentang jembut" ke KBBI dan apa pertimbangannya?
Guru Besar Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), I Dewa Putu Wijana menjelaskan penamaan kentang jembut merupakan bentuk metafora yang diambil dari ciri-ciri fisiknya.
"Kentang jembut dari segi maknanya tampaknya adalah metafora," terangnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/9/2025).
Ia menjelaskan, penamaan itu berdasarkan bentuk atau ciri-ciri fisik kentang yang seperti kemaluan.
Terkait pertimbangan suatu kata dapat masuk ke dalam KBBI, Putu mengaku tidak memahami bagaimana mekanismenya sekarang.