Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah “Galgah” Masuk KBBI sebagai Lawan Kata “Haus”? Ini Penjelasan Badan Bahasa

Kompas.com - 31/10/2025, 18:05 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kata “galgah” tengah ramai diperbincangkan di media sosial lantaran disebut telah masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai lawan kata “haus.”

Istilah yang merujuk pada kondisi sudah tidak haus atau hilang dahaga ini pertama kali dibuat oleh seorang warganet TikTok bernama Bunga Reyza (@bungareyzaa) beberapa bulan lalu.

Dalam tangkapan layar yang beredar, laman KBBI Daring Edisi VI menampilkan kata galgah dengan arti “(sudah) lega atau segar kerongkongan karena minum; tidak dahaga; palum.”

Gamau minum, udah GALGAH,” tulis salah satu warganet yang mengunggah tangkapan layar tersebut di TikTok pada Kamis (30/10/2025).

Lantas, benarkah kata galgah sudah masuk dalam KBBI?

Baca juga: Ramai soal Kentang Jembut Masuk KBBI, Begini Penjelasan Guru Besar UGM


Kata galgah masuk KBBI sebagai lawan kata haus?

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Hafidz Muksin menjelaskan, kata galgah merupakan usulan dari editor eksternal KBBI.

Latar belakang pengusulan kata ini bermula dari unggahan di grup Klinik Bahasa mengenai kata palum yang berarti “sudah puas minum” atau “hilang rasa haus”.

Menurut Hafidz, kata palum tersebut kemudian dijadikan konten di media sosial Badan Bahasa.

"Dari konten media sosial itulah muncul banyak komentar yang menyatakan bahwa sudah ada kata untuk konsep serupa, yaitu galgah, yang diciptakan oleh seorang pemengaruh," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

"Kata ini adalah onomatope, tiruan bunyi, yang tidak mempunyai etimologi karena merupakan hasil kreatifitas penciptanya," tambahnya.

Ia mengungkapkan, meski baru digunakan dan ramai dibicarakan di media sosial sejak Juni 2025, frekuensi penggunaannya cukup tinggi.

"Karena itu, kata galgah diusulkan sebagai kata baru ke meja redaksi KBBI dan divalidasi untuk pemutakhiran periode Oktober 2025,” jelas Hafidz.

Baca juga: Daftar Kata Populer Jepang yang Telah Diserap ke KBBI, Ada Wibu, Otaku, dan Wota

Palum istilah baku untuk lawan kata haus

Ia menerangkan, salah satu kebijakan redaksional KBBI adalah merangkum seluruh fakta dan bukti kebahasaan yang digunakan masyarakat, termasuk kata baku maupun tidak baku, serta kata dalam ragam formal maupun informal.

Adapun, kata galgah termasuk dalam ragam informal atau cakapan.

Dengan demikian, Hafidz menegaskan, bahwa Badan Bahasa tetap memilih kata palum sebagai istilah baku untuk lawan kata haus.

"Walaupun galgah masuk ke dalam KBBI, tetapi Badan Bahasa tetap memilih kata palum sebagai istilah yang baku untuk lawan kata haus karena bunyi cukup eufonik dan kata ini berasal dari hasil inventarisasi kosakata bahasa daerah, yaitu bahasa Batak," jelas Hafidz.

Ia menjelaskan, program inventarisasi kosakata bahasa daerah adalah program pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia dari bahasa daerah.

Kata palum merupakan hasil inventarisasi kosakata pada tahun 2024 dan tetap akan menjadi istilah yang direkomendasikan sebagai kata baku sebagai wujud keberpihakan Badan Bahasa dalam mengangkat bahasa daerah sebagai unsur pemerkaya kosakata bahasa Indonesia.

Baca juga: Viral Lewat Lagu, Apa Arti Kata Stecu dan Mungkinkah Masuk KBBI?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
5 Transportasi Umum di Jabodetabek yang Bisa Pakai QRIS Tap
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau