Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual

Kompas.com - 03/11/2025, 09:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Ia awalnya hanya berharap Tenggara bisa menjadi ruang aman bagi anak muda untuk berbagi cerita pribadi, mulai dari pengalaman haid atau mimpi basah pertama hingga bertahan dari kekerasan seksual.

Tetapi dalam perjalanannya, Tata ingin Tenggara bisa lebih berdampak dengan mendidik anak-anak dan remaja tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta pencegahan kekerasan berbasis gender.

Pertimbangan utamanya, mereka prihatin dengan tingginya angka kekerasan terhadap anak di NTT. Dari situlah, Tenggara kemudian melahirkan Bacarita Kespro sebagai program andalan.

Dalam bahasa Melayu Kupang, Bacarita berarti bercerita. Sedangkan Kespro adalah singkatan kesehatan reproduksi. Dengan demikian, Bacarita Kespro adalah kegiatan bercerita tentang kesehatan reproduksi.

Sejauh ini, Tenggara telah mencoba rutin menggelar sesi Bacarita Kespro per pekan, baik tatap muka maupun daring.

Target utama mereka adalah anak muda berusia 10–24 tahun dari kelompok miskin, terpinggirkan, terisolasi secara sosial, dan tak terlayani (PMSEU). Itu termasuk anak putus sekolah, remaja yang dikeluarkan karena hamil di luar nikah, hingga anak-anak yang aktif di komunitas gereja atau desa terpencil.

Untuk menjangkau mereka, Tata dan relawan Tenggara rela menjelajah desa, menyeberangi laut, bahkan menggunakan dana pribadi.

Dalam berbagai pertemuan, mereka akan mengajak anak-anak berdiskusi santai tentang pubertas, hak dan tanggung jawab seksual, kekerasan dan pelecehan seksual, hingga keamanan digital.

Materinya dibawakan dengan cara menyenangkan, bisa menggunakan boneka anatomi, permainan ular tangga edukatif, dan kuis mitos-fakta.

Sebelum turun ke lapangan, Tenggara akan menyesuaikan materi dengan konteks sosial dan budaya setempat.

“Informasi kespro harus disampaikan dengan cara yang ramah dan relevan,” tutur Tata.

Baca juga: Ramai soal Ranjang Kardus Anti-Seks Atlet Olimpiade Paris 2024, Ini 3 Faktanya

Meluaskan dampak

Tata sangat bersyukur. Sejak awal berdiri, Tenggara tak pernah menghadapi kendala berarti saat berupaya mengenalkan isu kesehatan reproduksi kepada anak-anak dan remaja di berbagai wilayah NTT.

Bersama timnya, Tata bagaimanapun selalu memulai langkah dengan membangun kepercayaan.

Mereka menjelaskan tujuan kegiatan secara terbuka kepada orang tua dan tokoh masyarakat, bahkan mengajak mereka terlibat langsung dalam forum-forum edukasi.

Tenggara juga rutin mengadakan sesi khusus bagi para orang tua, agar mereka memahami pentingnya pendidikan seks dan tahu bagaimana menerapkannya di rumah.

“Orang tua adalah pendidik utama. Ketika komunikasi berjalan baik, anak akan lebih dekat dan terbuka. Kalau ada masalah, mereka akan datang ke orang tuanya dulu,” ujar Tata.

Dalam menjangkau desa-desa, Tenggara kerap bekerja sama dengan tokoh agama sebagai gerbang masuk ke masyarakat.

“Kami jelaskan misi kami dan pentingnya isu ini. Setelah itu, biasanya pendeta justru yang mengajak anak-anak dan orang tua untuk ikut. Dari situ, kepercayaan masyarakat mulai tumbuh,” jelasnya.

Salah satu tokoh agama yang menjadi mitra mereka adalah Pendeta Seprianus Y. Adonis dari Timor Tengah Selatan. Ia mengakui bahwa kolaborasi bersama Tenggara membawa perubahan besar di wilayahnya. Disebutkan, anak-anak jadi tahu siapa mereka dan bagaimana melindungi diri sendiri.

Kini, Tenggara telah menjangkau lebih dari 4.000 anak dan 30 komunitas terpencil di berbagai wilayah NTT.

Beberapa komunitas di antaranya adalah Komunitas Tuli Kupang, PAR Benyamin Oebufu Kupang, Persatuan Tuna Daksa, Kristiani Rumah Sejuta Mimpi, remaja gereja di Neke, hingga komunitas Dusun Flobamora.

Baca juga: 5 Negara Asia yang Dilanda Resesi Seks, Terbaru Thailand

Jangkauan mereka tak terbatas di Kota Kupang, tetapi meluas hingga Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, bahkan ke Pulau Kera di Kabupaten Sumba Timur bersama lembaga Kopernik.

Kepercayaan masyarakat pun tumbuh. Ketika Tenggara dinilai membawa dampak nyata bagi pendidikan kesehatan reproduksi di NTT, sejumlah sekolah dan gereja mulai meminta sendiri untuk diadakan lokakarya tentang kesehatan seksual.

“Kami butuh dua tahun sampai akhirnya masyarakat yang meminta kami datang. Itu perubahan terbesar,” ujar Tata.

Selain program Bacarita Kespro, Tenggara telah mengembangkan berbagai inisiatif lain seperti Kespro Camp, Teman Bacarita, dan #BlindDate, serta aktif membagikan edukasi melalui media sosial.

Dampak positifnya terasa langsung di lapangan. Di salah satu desa misalnya, sebanyak 22 remaja laki-laki yang sebelumnya menjalani praktik sunat tradisional tidak aman akhirnya memilih ikut sunat medis massal setelah mendapatkan edukasi dari Tenggara.

“Itulah perubahan yang kami harapkan. Ketika anak-anak mendapat informasi, mereka bisa melindungi diri sendiri dan orang lain,” tutur Tata.

Atas dedikasi dan konsistensinya dalam mengedukasi hak kesehatan seksual anak, Tata juga pernah diganjar apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra, seperti Hana. Ia menerimanya pada 2020 untuk kategori Kesehatan.

Bagi Tata, penghargaan itu bukan sekadar pencapaian, tetapi pengingat untuk terus bergerak dan memberi makna bagi orang lain. Ia berharap, apresiasi tersebut juga bisa menjadi inspirasi bagi anak muda lain untuk berbuat bagi masyarakat, apa pun isu yang mereka perjuangkan.

“Semua perasaan teman-teman terhadap suatu isu itu valid. Jangan pernah berpikir isu kalian tidak penting. Semua isu pasti berarti. Yang paling penting adalah konsistensi dan komitmen. Kalau suatu saat capek atau menemukan tantangan, coba ingat lagi alasan awal kalian memulai,” pesannya.

Baca juga: Atasi Resesi Seks, Korsel Bayar Pembekuan Sel Telur dan Gelar Kencan Massal

Ia berpesan pula kepada para inisiator muda agar menanamkan nilai dan rasa kepemilikan terhadap komunitas kepada setiap anggota baru.

“Supaya semangat dan kepedulian itu tidak hanya datang dari kamu, tapi juga dari teman-teman yang bergabung sebagai anggota atau relawan,” tuturnya.

Ke depan, Tata bercita-cita melatih pendidik sebaya di desa-desa agar bisa melanjutkan misi Tenggara di wilayah masing-masing, serta mendorong integrasi pendidikan seks dan reproduksi dalam kurikulum sekolah.

“Pendidikan seksual adalah hal yang perlu dimulai di rumah dan diperkuat di sekolah. Terlalu banyak anak muda tumbuh tanpa pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melindungi diri,” ujarnya.

Kini, selain edukasi, Tenggara juga membuka layanan aduan bagi korban kekerasan seksual dan bekerja sama dengan LBH untuk pendampingan hukum. “Anak-anak perlu tahu bahwa mereka tidak sendiri,” tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
7 Fakta Tersangka Pencurian Louvre, Bagaimana dengan Mahkotanya?
7 Fakta Tersangka Pencurian Louvre, Bagaimana dengan Mahkotanya?
Tren
Mongol Stres Kehilangan Rp 53 Miliar usai Pinjami Cagub, Segini Bayaran Saat Tampil
Mongol Stres Kehilangan Rp 53 Miliar usai Pinjami Cagub, Segini Bayaran Saat Tampil
Tren
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Satu di ASEAN
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Satu di ASEAN
Tren
Balita di China Meninggal Tersedak Boba Saat Bermain Trampolin
Balita di China Meninggal Tersedak Boba Saat Bermain Trampolin
Tren
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau