YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan penyediaan toilet mobile atau toilet yang dapat dipindah di kawasan Malioboro dalam waktu tiga bulan.
Dinas Pariwisata menyebut skema pendanaannya akan menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Sebelumnya, dalam acara peresmian Tempat Khusus Merokok (TKM), Rabu (2/7/2025), Wali Kota Hasto Wardoyo mendesak Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta memberikan solusi terkait minimnya toilet di malioboro.
Salah satu ide yang diusulkan dan dinilai Wali Kota masuk akal adalah dengan menyediakan toilet mobile.
Baca juga: 2 Kepala Dinas Disentil soal Toilet Malioboro, Hasto Wardoyo: Idenya Jangan Omon-omon!
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko menjelaskan, dalam penyediaan toilet mobile masih membutuhkan waktu.
Hal itu karena rencana pengadaan toilet mobile nantinya menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan swasta.
"Memang kita harus selalu membenahi, karena menjadi destinasi favorit. Kita harus melengkapi itu (toilet) dan itu sudah jadi agenda pak wali dan OPD terkait, nanti akan coba dirumuskan 3 bulan, dan 2 minggu kedepan ini untuk melengkapi amenitis," ujarnya, Jumat (4/7/2025).
Wahyu menambahkan, Dispar Kota Yogyakarta segera melakukan koordinasi dengan perusahaan swasta.
"Ya kerjasama itu tadi, mungkin ada perusahaan berminat membantu melengkapi amenitas dengan dana CSR kita wujudkan dengan telolet mobile," ujarnya.
CSR tersebut nantinya juga bakal dikerjasamakan dengan kampung wisata yang ada di sekitar Malioboro. Sekaligus toilet mobile ini dijadikan patokan kinerja kampung wisata.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Tambah 14 Tempat Khusus Merokok di Kawasan Malioboro
"Gambaran saya itu kita kerjasamakan dengan kampung wisata karena di sana itu kan ada kampung wisata. Kampung wisata di Kota Yogyakarta ada 45, mungkin jadikan toilet mobile jadi kinerja teman-teman kampung wisata," bebernya.
Walaupun bekerja sama dengan kampung wisata Wahyu memastikan toilet mobile rencananya tetap diletakkan di Jalan Malioboro atau di sirip-sirip Jalan Malioboro.
"Tetap harus di Jalan Malioboro dan sirip-siripnya keunggulannya saat tangki penuh bisa digeser dibersihkan dan diletakkan di titik-titik yang ramai," ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini