Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saber Pungli Dibubarkan, Gunungkidul Bentuk Tim Koordinasi

Kompas.com - 26/08/2025, 18:10 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, membubarkan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) mengacu pada Peraturan Presiden No.49/2025 tentang Pencabutan Perpres No.87/2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar.

"Memang tim saber pungli yang dibentuk telah dibubarkan," kata Inspektur Inspektorat Daerah Gunungkidul, Saptoyo saat dihubungi wartawan melalui telepon Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Prabowo Bubarkan Saber Pungli, Kapolri Pastikan Fungsi Tetap Jalan

Dia mengatakan, pembubaran sesuai dengan Perpres No.49/2025. Adapun alasannya karena dinilai tidak efektif lagi dalam menjalankan tugas.

"Selama ini tim saber ini salah satunya bertugas untuk menekan kebocoran retribusi masuk kawasan wisata," kata Saptoyo

Namun demikian, setelah dibubarkan, pemkab membentuk Tim Koordinasi Pengawasan dan Perizinan yang juga sesuai dengan Peraturan Presiden No.49/2025.

Tim ini tidak jauh berbeda dengan tim sebelumnya, juga pengawasan pelayanan publik dan pengelolaan pendapatan daerah.

Saptoyo mengatakan jika ditemukan praktik pungli, maka bisa ditindak oleh tim koordinasi pengawasan dan perizinan. Sebab, di dalamnya juga ada unsur aparat penegak hukum.

Tim ini sudah bekerja dengan melakukan monitoring ke Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) objek wisata, penanganan pengaduan masalah PBB-P2, sampai dalam pengawasan pelaksanaan Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025-2026.

"Jadi tim ini sudah dibentuk lewat Surat Keputusan bupati," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Diminta Lebih Serius Cegah Pungutan Liar Setelah Bubarkan Saber Pungli

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, tim yang baru dibentuk untuk memaksimalkan pendapatan di sektor retribusi. Apalagi transfer dari pemerintah ke daerah berkurang.

"Retribusi menjadi salah satu upaya pemkab mengoptimalkan PAD yang dimiliki. Tujuannya, untuk memastikan program pembangunan dapat dijalankan dengan baik," kata dia.

Sementara Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul, Putro Sapto Wahyono mengatakan Gunungkidul mengandalkan dana transfer daerah, karena PAD hanya menyumbang 15 persen dari APBD.

Sisanya dana transfer daerah dan dana bagi hasil provinsi. Tahun ini anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) tahun ini sebesar Rp2 triliun.

Selama ini dana transfer daerah pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, membuat sarana pengairan, gaji pegawai, dan lainnya.

"Sangat bergantung sekali dengan dana transfer daerah," kata Putro.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pesan Haedar Nashir ke Menteri Baru: Belajarlah Empati dan Peduli pada Rakyat
Pesan Haedar Nashir ke Menteri Baru: Belajarlah Empati dan Peduli pada Rakyat
Yogyakarta
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Yogyakarta
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Yogyakarta
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Yogyakarta
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Yogyakarta
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Yogyakarta
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Yogyakarta
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Yogyakarta
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Yogyakarta
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Yogyakarta
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Yogyakarta
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Yogyakarta
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau