Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 600 Siswa Keracunan MBG di Gunungkidul, Sultan Soroti Kompetensi Pengawas SPPG

Kompas.com - 30/10/2025, 16:27 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menyoroti insiden keracunan yang diduga karena menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Peristiwa terbaru terjadi di Kabupaten Gunungkidul, di mana lebih dari 600 murid dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Sultan mempertanyakan kompetensi pengawas di setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh kabupaten di DIY.

Baca juga: Bupati Gunungkidul Endah Segera Undang Seluruh Kepala Dapur SPPG

"Kalau yang ngawasi bapak-bapak enggak pernah ke dapur ya ora ngerti (tidak tahu). Biarpun dokter urung karuan ning dapur (belum tentu ke dapur)," ujarnya pada Kamis (30/10/2025).

Sultan juga menekankan pentingnya perhatian terhadap proses memasak dan penyimpanan bahan baku makanan.

Ia mengingatkan agar SPPG mengurangi jumlah porsi makanan yang disiapkan untuk menghindari masalah dalam penyimpanan.

"Selalu saya katakan kalau memang itu terlalu banyak di luar kemampuan yang masak, dimakan jam 8 atau jam 10 khususnya sayur atau daging yang memang makan itu orang banyak mestinya membutuhkan es batu atau freezer," jelasnya.

Baca juga: Kapal Tergulung Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Pantai Nglolang Gunungkidul

Sultan menekankan pentingnya menghindari penyimpanan bahan makanan terlalu lama untuk mencegah terjadinya keracunan.

SPPG diinspeksi Bupati Gunungkidul

Sebelumnya, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, melakukan inspeksi terhadap dapur SPPG di Planjan, Saptosari pada Rabu (29/10/2025).

Langkah ini diambil setelah lebih dari 600 siswa dari SMKN 1 Saptosari dan SMPN 1 Saptosari mengalami keluhan sakit perut dan muntah setelah menyantap MBG pada Selasa (28/10/2025).

Gejala keracunan tersebut tidak muncul secara bersamaan.

Dalam inspeksi tersebut, Endah memeriksa bahan baku makanan dan tempat pencucian piring.

SMP N 1 Saptosari, Gunungkidul, Kamis (30/10/2025)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO SMP N 1 Saptosari, Gunungkidul, Kamis (30/10/2025)
Baca juga: Cerita Kepala Sekolah di Gunungkidul Saksikan Murid Keluar Masuk Toilet usai Diduga Keracunan MBG

"Seperti yang kita lihat bersama, kita mengecek bahan bakunya, baik yang basah maupun kering, kemudian tempat untuk masak, dan pencuci piringnya," kata Endah di SPPG Planjan.

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya mengenai makanan yang ditutup dalam keadaan panas, yang dapat menyebabkan masalah karena uap menjadi satu.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa air di lokasi tersebut telah diperiksa sebelumnya dan terindikasi mengandung bakteri E Coli.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Yogyakarta Siapkan Kepwal Status Siaga Darurat Bencana Hadapi Puncak Musim Hujan
Yogyakarta Siapkan Kepwal Status Siaga Darurat Bencana Hadapi Puncak Musim Hujan
Yogyakarta
Warga Yogyakarta Temukan Mortir Diduga Peninggalan Perang Dunia II di Jetisharjo
Warga Yogyakarta Temukan Mortir Diduga Peninggalan Perang Dunia II di Jetisharjo
Yogyakarta
Kulon Progo Kembangkan Akses Utara Stasiun Wates, Bakal Terhubung dengan Alun-alun
Kulon Progo Kembangkan Akses Utara Stasiun Wates, Bakal Terhubung dengan Alun-alun
Yogyakarta
Pemda DIY Bakal Sewakan Rumah Dinas dan Lahan Kosong untuk Tambah PAD, Ini Beberapa Lokasinya
Pemda DIY Bakal Sewakan Rumah Dinas dan Lahan Kosong untuk Tambah PAD, Ini Beberapa Lokasinya
Yogyakarta
Jenazah Raja Keraton Solo PB XIII Bakal Diangkat Lewati 400 Anak Tangga di Makam Imogiri, Prosesi Wajib
Jenazah Raja Keraton Solo PB XIII Bakal Diangkat Lewati 400 Anak Tangga di Makam Imogiri, Prosesi Wajib
Yogyakarta
DIY Sedang Verifikasi Data 7.000 Penerima Bansos Terindikasi Judol, Terbukti Langsung Coret
DIY Sedang Verifikasi Data 7.000 Penerima Bansos Terindikasi Judol, Terbukti Langsung Coret
Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Tak Bunyikan Gamelan 4 Hari, Bentuk Duka Wafatnya PB XIII
Keraton Yogyakarta Tak Bunyikan Gamelan 4 Hari, Bentuk Duka Wafatnya PB XIII
Yogyakarta
Gunung Merapi Terpantau Keluarkan Awan Panas hingga 2.500 Meter, Status Tetap Siaga
Gunung Merapi Terpantau Keluarkan Awan Panas hingga 2.500 Meter, Status Tetap Siaga
Yogyakarta
Persiapan Pemakaman PB XIII Hangabehi di Imogiri, Jenazah Raja Surakarta Dimakamkan Rabu
Persiapan Pemakaman PB XIII Hangabehi di Imogiri, Jenazah Raja Surakarta Dimakamkan Rabu
Yogyakarta
Kecelakaan Maut di Demak: 4 Orang Tewas dalam Adu Banteng Motor
Kecelakaan Maut di Demak: 4 Orang Tewas dalam Adu Banteng Motor
Yogyakarta
Hujan Deras dan Angin Kencang, Pohon hingga Tenda Drag Race di Gunungkidul Roboh
Hujan Deras dan Angin Kencang, Pohon hingga Tenda Drag Race di Gunungkidul Roboh
Yogyakarta
320 Hektare Kawasan Merapi Rusak akibat Tambang Ilegal, Kepala TNGM: Sudah Kami Larang, tapi Tak Mampu
320 Hektare Kawasan Merapi Rusak akibat Tambang Ilegal, Kepala TNGM: Sudah Kami Larang, tapi Tak Mampu
Yogyakarta
Bareskrim Usut 36 Titik Tambang Pasir Ilegal di Magelang, Omzet Tembus Rp 3 Triliun
Bareskrim Usut 36 Titik Tambang Pasir Ilegal di Magelang, Omzet Tembus Rp 3 Triliun
Yogyakarta
Jelang Natal dan Tahun Baru, KAI Daop 6 Yogyakarta Ganti Rel Sepanjang 7 Kilometer
Jelang Natal dan Tahun Baru, KAI Daop 6 Yogyakarta Ganti Rel Sepanjang 7 Kilometer
Yogyakarta
Dari Kridosono ke Malioboro, Kayuhan Warga Yogyakarta Rayakan Jumat Akhir Bulan di Tengah Hujan
Dari Kridosono ke Malioboro, Kayuhan Warga Yogyakarta Rayakan Jumat Akhir Bulan di Tengah Hujan
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau