Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa

Kompas.com - 19/08/2025, 09:27 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Angka kejadian kanker payudara terus meningkat pada wanita, dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup, pola makan tidak sehat, gaya hidup sedentari, hingga peningkatan usia harapan hidup.

Padahal, kanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita di Indonesia, meski peluang sembuh sangat tinggi bila dideteksi sejak dini.

Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/8/2025), menjelaskan bahwa banyak kasus kanker payudara baru ditangani ketika sudah berkembang.

“Kanker payudara adalah jenis kanker paling umum pada wanita di seluruh dunia. Jika dikenali sejak dini, peluang sembuh sangat tinggi. Sayangnya, kebanyakan kasus baru ditangani ketika kanker sudah berkembang,” ujar Santi.

Baca juga: Studi: Olahraga Intens Bisa Tekan Pertumbuhan Kanker Payudara Sampai 30 Persen

Gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai

Pada tahap awal, kanker payudara sering tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, beberapa tanda dapat dikenali melalui pemeriksaan mandiri, di antaranya:

  • Benjolan atau penebalan kulit di payudara atau ketiak yang tidak hilang
  • Perubahan warna, bentuk, atau ukuran payudara
  • Puting tampak masuk ke dalam atau keluar cairan yang tidak normal
  • Kulit payudara tampak berlesung pipit, berkerut, atau menyerupai kulit jeruk
  • Kulit payudara atau puting berkerak, bersisik, kemerahan, gatal, atau terasa panas

Santi menegaskan, sebagian besar benjolan tidak menimbulkan rasa nyeri.

Bahkan, sekitar 90 persen benjolan payudara adalah tumor jinak. Namun, tidak adanya benjolan bukan berarti bebas dari kanker.

Baca juga: Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara

SADARI: pemeriksaan payudara mandiri

Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Pemeriksaan ini ideal dilakukan setiap bulan, 7–10 hari setelah menstruasi. Untuk wanita menopause, SADARI tetap dianjurkan pada tanggal yang sama setiap bulan.

Langkah SADARI antara lain:

  1. Berdiri di depan cermin, amati bentuk, ukuran, dan kondisi kulit payudara
  2. Angkat kedua tangan, perhatikan ada tidaknya perubahan atau asimetri
  3. Raba seluruh payudara dengan ujung jari, bisa dengan gerakan melingkar dari luar ke dalam
  4. Periksa area ketiak dan bawah payudara
  5. Lakukan juga saat berbaring maupun saat mandi

Pentingnya skrining medis

Selain SADARI, pemeriksaan medis tetap penting. Skrining yang umum dilakukan adalah mammografi dan USG payudara.

Santi menjelaskan, skrining medis dapat mendeteksi kanker sebelum gejala muncul. Adapun anjuran skrining antara lain:

Usia 20–39 tahun: SADARI bulanan dan pemeriksaan klinis setiap 3 tahun
Usia ≥40 tahun: SADARI bulanan, pemeriksaan klinis tahunan, dan mammografi setiap 1–2 tahun

Jika terdapat riwayat keluarga dengan kanker payudara, skrining dianjurkan dilakukan lebih awal.

Baca juga: Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau