JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI melaporkan penyaluran kredit pada industri pengolahan, termasuk hilirisasi minerba, mencapai Rp 185,2 triliun hingga akhir 2024.
Angka ini tumbuh 14,3 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menjelaskan penyaluran kredit untuk hilirisasi minerba meningkat 61,4 persen secara tahunan.
"Kredit ini digunakan untuk membiayai pembangunan secara operasional smelter dan refinery minerals seperti nikel, emas, tembaga, dan logam mineral lainnya," kata dia dalam paparan publik laporan keuangan triwulan IV-2024 Bank Mandiri, Selasa (5/2/2025).
Baca juga: Bagaimana Kisi-kisi Dividen Bank Mandiri Tahun Buku 2024?
Darmawan menambahkan, penyaluran pembiayaan ke bisnis hilirisasi juga diikuti manajemen risiko yang kuat.
"Kami memastikan proyek yang dibiayai telah beroperasi secara komersial dan memiliki kontrak kerja yang jelas," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan Bank Mandiri merancang mitigasi risiko spesifik untuk proyek tersebut.
Contohnya, memastikan kecukupan suplai bahan baku dan kesediaan dari pihak yang akan mengambil hasil produksi setelah produksi dilakukan.
"Ke depan, kami akan terus mendukung percepatan dan peningkatan dari program strategis pemerintah di hilirisasi ini," terang dia.
Baca juga: Laba Bersih Bank Mandiri Rp 55,8 Triliun pada 2024, Naik 1,31 Persen
Darmawan percaya, program strategi hilirisasi akan berdampak signifikan pada ekonomi nasional.
Hal ini dapat tercapai dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih besar, meningkatkan volume ekspor, dan menguatkan daya saing industri nasional.