Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Rokok, Ini Gurita Bisnis Gudang Garam

Kompas.com - 07/09/2025, 21:04 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - PT Gudang Garam Tbk, salah satu produsen rokok terbesar di Tanah Air, tengah menghadapi tekanan berat. Penjualan yang terus menurun dalam beberapa tahun terakhir berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan.

Dikutip dari laporan keuangannya yang disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perusahaan pada semester I 2025 yaitu 44,36 triliun atau turun 11,30 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2024, sebesar Rp 50,01 triliun.

Meski belum sampai mencatat kerugian, laporan keuangan Gudang Garam menunjukkan penurunan laba yang cukup tajam. Pada 2023, perusahaan yang berbasis di Kediri, Jawa Timur, ini masih mampu membukukan laba bersih Rp 5,32 triliun.

Namun, setahun kemudian, laba bersih merosot sangat drastis menjadi Rp 980,8 miliar atau turun hingga 81,57 persen. Kinerja keuangan yang menurun berlanjut pada tahun ini.

Sepanjang paruh pertama 2025, Gudang Garam hanya mencatat laba bersih Rp 117,16 miliar. Angka ini jauh dari capaian rata-rata tahunan perusahaan yang selama belasan tahun sebelumnya konsisten meraup laba di atas Rp 5 triliun.

Baca juga: Trah Keluarga Pemilik Gudang Garam

Gurita bisnis Gudang Garam

Sebagaimana Grup Djarum dan Sampoerna, pemilik Gudang Garam sebenarnya sudah lama melakukan diversifikasi bisnis di luar penjualan rokok, baik melalui PT Gudang Garam Tbk maupun perusahaan holding PT Suryaduta Investama.

Beberapa tahun ke belakang, PT Suryaduta Investama bahkan menghabiskan triliunan rupiah untuk masuk ke bisnis lain, seperti infrastruktur.

Dikutip dari Annual Report Gudang Garam 2024, Gudang Garam memiliki 6 anak usaha dengan puluhan cucu dan cicit perusahaan. Tak semua anak usahanya ini bergerak di industri rokok maupun pendukungnya.

Anak perusahaan GGRM antara lain PT Surya Pamenang yang merupakan produsen kertas karton untuk kemasan rokok, PT Surya Inti Tembakau dengan bisnis pengolahan tembakau, dan PT Surya Madistrindo yang jadi distributor tunggal produk rokok Gudang Garam.

PT Surya Madistrindo diketahui memiliki 16 anak perusahaan. Ke-16 cucu perusahaan Gudang Garam inilah yang mengendalikan distribusi rokok di seluruh Pulau di Indonesia.

Baca juga: Kilas Balik Kejatuhan Harga Saham Gudang Garam

Lalu PT Surya Semesta Abadi yang bergerak di bidang industri peralatan pelindung keselamatan.

Perusahaan di luar industri rokok

Pemilik Gudang Garam juga mendirikan perusahaan yang mengelola maskapai penerbangan yakni PT Surya Air, serta dua perusahaan kembar yang didirikan di negara surga pajak, Galaxy Prime Ltd dan Prime Galaxy Ltd.

Tak cuma maskapai penerbangan, Keluarga Wonowidjojo bahkan mendirikan perusahaan pengelola bandara, yakni PT Surya Dhoho Investama yang mengoperasikan Bandara Dhoho Kediri.

Perusahaan lain yang tidak bersinggungan dengan industri rokok adalah PT Graha Surya Media yang bisnisnya mencakup penyedia jasa hiburan.

Bahkan, Gudang Garam juga masuk ke bisnis jalan tol melalui perusahaan afiliasi, PT Surya Kerta Agung, yang bergerak di bidang pembangunan infrastruktur.

Perusahaan ini juga menjadi pemegang saham PT Surya Kertaagung Toll yang membangun ruas Tol Kediri-Tulungagung. Dengan panjang 44,5 kilometer, tol ini menelan investasi Rp 10,25 triliun.

Baca juga: Era Kejayaan Gudang Garam

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Anggaran Berubah Arah, Stok Beras Bulog Berpotensi Bengkak hingga Rekor Tertinggi
Anggaran Berubah Arah, Stok Beras Bulog Berpotensi Bengkak hingga Rekor Tertinggi
Ekbis
Yen Anjlok Usai PM Jepang Mundur, Dollar AS Tertekan Data Ketenagakerjaan
Yen Anjlok Usai PM Jepang Mundur, Dollar AS Tertekan Data Ketenagakerjaan
Ekbis
Rupiah Menguat, Simak Kurs 5 Bank Besar di Indonesia
Rupiah Menguat, Simak Kurs 5 Bank Besar di Indonesia
Ekbis
IHSG Awal Sesi Menguat Dekati Level 8.000, Nilai Tukar Rupiah Menguat
IHSG Awal Sesi Menguat Dekati Level 8.000, Nilai Tukar Rupiah Menguat
Ekbis
Rencana IPO Merdeka Gold Resources (EMAS), Bidik Dana hingga Rp 4,88 Triliun
Rencana IPO Merdeka Gold Resources (EMAS), Bidik Dana hingga Rp 4,88 Triliun
Ekbis
IHSG Hari ini Bakal Melemah? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
IHSG Hari ini Bakal Melemah? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Ekbis
Take Home Pay: Saatnya Berbasis Kinerja, Bukan Sekadar Jabatan
Take Home Pay: Saatnya Berbasis Kinerja, Bukan Sekadar Jabatan
Ekbis
Rekrutmen PCPM BI 2025 Dibuka: Cek Syarat, Jurusan, dan Cara Daftarnya
Rekrutmen PCPM BI 2025 Dibuka: Cek Syarat, Jurusan, dan Cara Daftarnya
Ekbis
Happy Vibes Banget! Hearts2Hearts Kompak Nyanyi Bahasa Indonesia di Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day
Happy Vibes Banget! Hearts2Hearts Kompak Nyanyi Bahasa Indonesia di Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day
Belanja
Konsisten Bantu Tangani Katarak, Sido Muncul Kembali Raih Perdami Award
Konsisten Bantu Tangani Katarak, Sido Muncul Kembali Raih Perdami Award
BrandzView
Proyeksi IHSG Pekan Ini, Ditopang Proyeksi Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Terkendali
Proyeksi IHSG Pekan Ini, Ditopang Proyeksi Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Terkendali
Ekbis
PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri, Simak Proyeksi Pergerakan Pasar Asia-Pasifik Hari Ini
PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri, Simak Proyeksi Pergerakan Pasar Asia-Pasifik Hari Ini
Ekbis
Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK, Simak Perubahannya
Sri Mulyani Rombak Struktur Sekretariat KSSK, Simak Perubahannya
Ekbis
Permintaan Kredit Melemah, Likuiditas Bank Parkir di Instrumen Aman
Permintaan Kredit Melemah, Likuiditas Bank Parkir di Instrumen Aman
Ekbis
Harga Token Listrik 8-14 September 2025: Tarif per kWh Sesuai Daya
Harga Token Listrik 8-14 September 2025: Tarif per kWh Sesuai Daya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau