Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Uang Baru 2025 Rp 250.000 di Medsos, Ini Kata Bank Indonesia

Kompas.com - 21/08/2025, 11:37 WIB
Mela Arnani

Penulis

KOMPAS.com – Belakangan ini beredar unggahan di media sosial Facebook yang menampilkan gambar uang kertas dengan nominal Rp 250.000.

Dalam narasi yang menyertai unggahan itu, disebutkan bahwa uang tersebut merupakan “Uang Baru 2025” edisi khusus HUT ke-80 Republik Indonesia.

Dalam gambar yang beredar, terlihat sosok pria, bendera Merah Putih, Candi Borobudur, serta tulisan “2025” dan “Bank Republik Nusantara”. Narasinya berbunyi:

“Nah uang baru 250.000 1 lembar.”

Hal ini menimbulkan pertanyaan, benarkah pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan uang pecahan Rp 250 ribu edisi kemerdekaan 2025?

Baca juga: Tidak Ada CPNS 2025, Rekrutmen PPPK Hanya Dibuka di 3 Instansi Ini

Tangkapan layar unggahan uang pecahan Rp 250.000 di Facebook. Hoaks uang kemerdekaan RI 2025. Hoaks uang edisi HUT ke-80 RI. Beredar Pecahan Uang Rupiah Terbaru Senilai Rp 250.000, Ini FaktanyaAntara Tangkapan layar unggahan uang pecahan Rp 250.000 di Facebook. Hoaks uang kemerdekaan RI 2025. Hoaks uang edisi HUT ke-80 RI. Beredar Pecahan Uang Rupiah Terbaru Senilai Rp 250.000, Ini Faktanya

Baca juga: Biaya Administrasi BCA 2025: Lengkap Semua Jenis Rekening dan Kartu Debit

Faktanya hoaks

Berdasarkan penelusuran, klaim tersebut tidak benar. Hingga kini tidak ada informasi resmi dari pemerintah maupun Bank Indonesia mengenai penerbitan uang pecahan Rp 250.000.

Uang rupiah yang sah hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia dan wajib mencantumkan nama “Bank Indonesia” pada desainnya. Sementara itu, pada gambar yang tersebar justru tertulis “Bank Republik Nusantara”, yang jelas bukan lembaga penerbit resmi.

Mengacu laman resmi Bank Indonesia, tidak ada penerbitan Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) baru pada 2025. UPK terakhir yang dikeluarkan BI adalah uang kertas pecahan Rp 75.000 pada 2020, dalam rangka memperingati 75 Tahun Kemerdekaan RI.

Baca juga: Cara Login Livin’ by Mandiri di HP Baru dengan Mudah dan Cepat

Penjelasan Bank Indonesia

Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Hari Widodo, menegaskan bahwa kabar mengenai uang baru pecahan Rp 250 ribu edisi HUT ke-80 RI adalah hoaks.

“Saya infokan saja bahwa itu hoax dan sudah diinformasikan melalui media sosial BI,” ujar Hari, dikutip dari Antara, Jumat (20/6/2025).

BI juga menekankan bahwa jika ada penerbitan uang baru atau UPK, informasinya akan selalu diumumkan melalui kanal resmi seperti situs web BI, Instagram, X (Twitter), hingga TikTok.

Baca juga: Cara Daftar BRImo Tanpa Harus ke Bank

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Bank Indonesia (@bank_indonesia)

Baca juga: Daftar Gaji Pegawai Pajak dan Tunjangan Kinerjanya

Hoaks uang baru 2025 bukan yang pertama

Hoaks terkait uang baru sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, sempat beredar video di media sosial yang menampilkan uang berwarna abu-abu dengan gambar Presiden Pertama RI, Soekarno, yang diklaim sebagai “Uang Rupiah edisi 80 Tahun Kemerdekaan RI”.

Namun, pada gambar tersebut terdapat sejumlah kejanggalan:

  • Tidak ada tulisan “rupiah”
  • Tidak mencantumkan “Bank Indonesia”
  • Tidak ada tanda tangan Gubernur BI maupun Menteri Keuangan

Padahal, semua unsur itu merupakan ciri wajib pada setiap uang rupiah yang sah di Indonesia.

Baca juga: Beredar Link Program E-toll Gratis Rp 500.000, Jasa Marga: Itu Hoaks

Dari penjelasan di atas, klaim yang menyebut pemerintah menerbitkan uang baru 2025 pecahan Rp 250 ribu adalah tidak benar. Bank Indonesia memastikan kabar tersebut hoaks.

Hingga kini, satu-satunya uang peringatan (UPK) terbaru yang pernah diterbitkan adalah uang pecahan Rp 75.000 pada tahun 2020, dalam rangka memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca juga: Cara Ganti Kartu ATM BCA Expired dan Biayanya

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
Karier
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Ekbis
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Ekbis
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
Ekbis
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Ekbis
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Industri
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
Industri
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekbis
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Ekbis
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Industri
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Keuangan
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Ekbis
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Belanja
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Ekbis
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau