Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Penggilingan Padi Kecil Tutup, Pengusaha Minta Pemerintah Perketat Perizinan

Kompas.com - 29/08/2025, 10:25 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mencatat makin banyaknya penggilingan padi kecil yang tutup akibat persaingan bisnis yang tidak sehat.

Ia menilai dominasi penggilingan besar semakin menekan pelaku usaha kecil, terlebih dengan lemahnya tata kelola perizinan.

Perpadi sejak awal meminta pemerintah agar perizinan penggilingan padi benar-benar diperhatikan.

Baca juga: Dukung Swasembada Beras, Syngenta Dorong Modernisasi Budidaya Padi Lewat Buku Panduan dan Drone

Menurutnya, pemberian izin jangan hanya didasarkan pada alasan investasi semata, sebab kapasitas penggilingan padi di Tanah Air sudah berlebih dibandingkan dengan ketersediaan gabah.

Kondisi itu pada akhirnya menimbulkan persaingan yang tidak sehat di lapangan.

Penggilingan yang besar dan memiliki modal kuat akan mampu bertahan, sementara penggilingan kecil perlahan tersisih dan menjadi korban.

Jika izin terus diberikan tanpa kendali, maka yang terjadi hanyalah semakin banyak penggilingan kecil gulung tikar.

Padahal, penggilingan skala kecil punya peran penting menggerakkan ekonomi di desa.

“Kita sejak awal minta kepada pemerintah perizinan ini mohon diperhatikan dengan baik. Perizinan jangan hanya menjadi alasan investasi untuk diberikan kebebasan, ya kan. Padahal di situ sebenarnya kemampuan penggilingan padinya sudah berlebih, ya pasti ada korban,” ujar Sutarto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/8/2025).

Pemerintah seharusnya tidak hanya membuka ruang bagi investasi baru, melainkan juga mendorong revitalisasi dan penguatan bagi penggilingan kecil yang sudah ada agar tetap mampu bersaing dan bertahan.

Lebih jauh, keberadaan penggilingan besar tidak bisa dihindari, namun jangan sampai menyingkirkan yang kecil.

Menurutnya, perlu ada kerja sama antara penggilingan kecil, menengah, dan besar agar ekosistem usaha bisa berjalan berimbang.

“Tidak boleh yang besar maju sendiri lalu yang kecil tertinggal. Kalau mau membangun, harus ada kerja sama. Memang tidak mudah, tapi itu jalan yang adil. Kalau tidak diatur, dominasi akan makin besar dan yang kecil semakin terpinggirkan,” bebernya.

Baca juga: Penyebab Harga Beras Naik Menurut Perpadi: Stok Ada, tapi Distribusi Minim

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau