JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mencatat kinerja solid hingga kuartal III 2025. Perusahaan energi panas bumi ini membukukan pendapatan sebesar 318,86 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,26 triliun, meningkat 4,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, mengatakan peningkatan pendapatan tersebut didorong oleh beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 megawatt (MW) sejak Juni 2025.
“Pencapaian ini menjadi bukti nyata kemampuan Perseroan dalam memperkuat kinerja operasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Hasil positif tersebut menjadi semangat kami untuk terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan mempercepat transisi nasional menuju energi bersih,” ujar Yurizki dalam keterangannya, dikutip Rabu (29/10/2025).
Baca juga: Inovasi Panas Bumi PGE Dorong Ketahanan Pangan dan Ekonomi Warga
Selain mencatatkan pendapatan positif, PGE juga membukukan laba bersih sebesar 104,26 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,72 triliun. EBITDA tercatat mencapai 248,97 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,11 triliun, dengan total aset sebesar 2,96 miliar dollar AS atau sekitar Rp 48,84 triliun. Adapun kas dan setara kas PGE mencapai 628,12 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,36 triliun.
Total aset lancar perseroan juga naik dari 828,56 juta dollar AS menjadi 831,78 juta dollar AS, mencerminkan posisi keuangan yang semakin solid.
Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, menambahkan bahwa pertumbuhan tersebut tidak lepas dari sejumlah proyek strategis yang mulai menunjukkan hasil.
“Beroperasinya proyek Lumut Balai Unit 2 menjadi stimulus utama pertumbuhan pendapatan. Ke depan, kami akan terus mengakselerasi pengembangan proyek-proyek strategis lainnya untuk memperkuat portofolio panas bumi nasional,” ujarnya.
Baca juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Genjot Kapasitas Panas Bumi, Siap Pasok Listrik 2 Juta Rumah Tangga
Sementara itu, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan perusahaan terus mendorong pencapaian target kapasitas terpasang sebesar 1 gigawatt (GW) yang dikelola mandiri dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
“Target 1 GW bukanlah garis akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju swasembada energi nasional,” katanya.
Julfi menambahkan, PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 MW dari enam wilayah operasi. Selain Lumut Balai Unit 2, perusahaan juga menggarap proyek Hululais Unit 1 & 2 berkapasitas 110 MW, proyek co-generation berkapasitas total 230 MW, serta eksplorasi di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang diresmikan Presiden Prabowo pada Juni lalu.
Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi beyond electricity yang mengembangkan peluang bisnis panas bumi di luar kelistrikan (off-grid). “Kami berkomitmen memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui energi panas bumi yang bersih dan berkelanjutan,” ujar Julfi.
Baca juga: Insentif Fiskal dan Skema KPBU Dinilai Bisa Majukan Panas Bumi Nasional