Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krayan Terancam Krisis Pangan, Harga Sembako Melonjak akibat Pengetatan Perbatasan RI-Malaysia

Kompas.com - 17/02/2025, 15:52 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Lima kecamatan di dataran tinggi Krayan, perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menghadapi ancaman kekurangan bahan pangan.

Kerusakan akses jalan serta pengetatan perbatasan di Bakelalan, Malaysia, membuat pasokan sembako di Krayan Induk, Krayan Selatan, Krayan Tengah, Krayan Barat, dan Krayan Timur semakin menipis.

Baca juga: Derita Pengetatan Sempadan Malaysia, Warga Krayan Terpaksa Pinjam Kopi dan Gula ke Tetangga

Harga Sembako Melonjak di Krayan

Kelangkaan bahan pokok yang terjadi selama lebih dari sepekan menyebabkan harga kebutuhan pokok meroket.

"Kondisi Krayan saat ini, dengan kerusakan akses jalan dan pembatasan untuk barang kawalan (subsidi), ketersediaan stok berkurang, kenaikan harga cukup signifikan, gula, minyak goreng, LPG, dan BBM," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Nunukan, Dior Frames dihubungi melalui telepon, Senin (17/2/2025).

Menurut data DKUKMPP Nunukan, harga sejumlah bahan pokok di Krayan mengalami kenaikan drastis:

 

  • Gula pasir dan minyak goreng naik dari Rp 22.000/kg menjadi Rp 28.000/kg
  • Tepung terigu dari Rp 20.000/kg menjadi Rp 26.000/kg
  • Telur ayam dari Rp 80.000/rak menjadi Rp 120.000/rak
  • Bensin eceran dari Rp 18.000/liter menjadi Rp 20.000/liter

"Pasokan terbatas, dan kita hanya menggunakan SOA Jembara (Jembatan Udara)," kata Dior.

Upaya atasi krisis pangan

Pemerintah Kabupaten Nunukan tengah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kelangkaan sembako dan lonjakan harga di Krayan.

Saat ini, rapat koordinasi antar instansi sedang digelar guna mencari solusi terbaik.

Selain itu, pemerintah daerah juga mengupayakan perbaikan akses jembatan antar kecamatan yang terputus dan bersurat kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk memperbaiki jalan-jalan utama di Krayan.

"Untuk teman-teman distributor, pedagang besar di Long Bawan (Krayan Induk), kita minta melakukan pemesanan barang melalui pesawat-pesawat dengan misi kemanusiaan," ungkap Dior.

Meski demikian, transportasi udara yang menjadi solusi utama juga mengalami kendala.

"Untuk Jembara, kita upayakan menambah frekuensi penerbangan. Tapi hingga saat ini, masih ada kendala dengan efisiensi anggaran," jelasnya.

Baca juga: Malaysia Perketat Perbatasan, Warga Krayan Terancam Kekurangan Sembako

Kerusakan Infrastruktur Parah, Warga Menginap di Hutan

Kerusakan jalan akibat musim penghujan semakin memperparah kondisi pasokan sembako di Krayan.

Jalan yang sebelumnya bisa ditempuh dalam 3-4 jam, kini berubah menjadi sehari semalam akibat medan berlumpur yang sulit dilalui kendaraan.

Masyarakat yang hendak melintas terpaksa memberangkatkan dua mobil sekaligus, agar jika salah satu kendaraan terjebak lumpur, mobil lainnya bisa menarik keluar. Namun, kondisi ini sering kali menyebabkan warga harus bermalam di tengah hutan.

Belum lagi, barang-barang yang sebelumnya didatangkan dari Malaysia kini mengalami lonjakan harga akibat akses yang semakin sulit dan ketatnya peraturan perbatasan di Bakelalan.

Dengan satu-satunya akses alternatif melalui pesawat perintis, wilayah Krayan semakin terisolasi dan menghadapi ancaman krisis pangan jika tidak segera mendapatkan solusi dari pemerintah.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Tidak Turun ke Jalan dan Hanya Melakukan Dialog, Ketua BEM: Supaya Tidak Ditumpangi
Tidak Turun ke Jalan dan Hanya Melakukan Dialog, Ketua BEM: Supaya Tidak Ditumpangi
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau