WONOSOBO, KOMPAS.com – Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang, Jawa Tengah, kembali mengharumkan nama Kabupaten Wonosobo di kancah nasional setelah berhasil masuk 10 besar dalam ajang Desa Digital 2025 tingkat nasional.
Masyarakat bisa mengurus surat-surat hanya dari rumah saja dan tidak perlu ke kantor desa setempat.
Inovasi ini memberikan kemudahan bagi warga desa.
“Saat ini, lebih dari 70 persen rumah warga sudah terhubung dengan jaringan internet desa. Pelayanan seperti pengurusan surat domisili, KTP, hingga akta kelahiran bisa diakses langsung dari rumah," kata Kepala Desa Banyukembar, Muslihatun dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com pada Rabu (15/7/2025).
"Ini sangat membantu, terutama bagi warga perantauan yang membutuhkan pelayanan cepat dan efisien,” kata Muslihatun lagi.
Baca juga: Mengintip Desa Digital Sepakung di Semarang, dari Daerah Tertinggal Jadi Melek Teknologi
Capaian ini menjadi tonggak penting dalam transformasi digital di wilayah pedesaan, membuktikan bahwa keterbatasan geografis bukan halangan untuk berinovasi.
Ia menjelaskan bahwa transformasi digital di desanya telah dirintis sejak 2023, salah satunya melalui penerapan OpenSID, yang memungkinkan pelayanan administrasi desa dilakukan secara daring.
Transformasi digital di Banyukembar tak hanya menyentuh pelayanan publik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi desa.
Sekretaris Desa Banyukembar, Andi Muhsin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah meluncurkan platform digital Lapak Desa, yang menjadi etalase bagi produk-produk UMKM lokal, seperti kopi Banyukembar, keripik singkong, hingga berbagai kerajinan tangan.
“Lapak Desa bukan hanya memudahkan pemasaran, tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas, bahkan hingga luar daerah,” kata Andi.
Baca juga: Kisah Desa Digital di Pelosok Jember, Layani Warga Hanya dengan Aplikasi MallDesa
Selain itu, inovasi lainnya yang turut mendapat sorotan adalah kehadiran Posyandu Digital dan perpustakaan berbasis daring.
Layanan ini memperkuat akses warga terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Guna menjawab tantangan literasi digital, desa juga menggerakkan para kader digital yang aktif mendampingi kelompok rentan seperti lansia dan warga yang belum terbiasa menggunakan teknologi.
Perjalanan Banyukembar menuju 10 besar nasional bukanlah proses instan.
Setelah dinyatakan lolos ke 15 besar, tim dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah melakukan verifikasi lapangan.