SERANG, KOMPAS.com - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Serang, AKP Andi Kurniady, mengatakan, motif tersangka menganiaya wartawan TribunBanten.com, Muhamad Rifky, karena dikira pedemo.
Diketahui, PT Genesis Regeneration Smelter (GRS) kerap didemo oleh sejumlah pihak karena aktivitas pabrik mencemari lingkungan sekitar.
"Untuk motif pengeroyokan wartawan, dari keterangan para pelaku ini, mereka mengira orang-orang yang dibawa (KLH) adalah orang-orang yang sering demo di tempat tersebut," kata Andi kepada wartawan di Mapolres Serang saat rilis, Senin (25/8/2025).
Sehingga, kedua tersangka, IP (32) dan AJ (39), yang mengetahui ada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama 8 orang wartawan datang ke pabrik di daerah Jawilan, Kabupaten Serang, langsung bersiaga di sekitar lokasi.
Baca juga: 5 Penganiaya Wartawan dan Staf Humas KLH, Ada Sekuriti hingga Ormas
Setelah selesai dan terjadi keributan, kedua tersangka langsung mengincar Rifky yang saat itu akan pulang setelah melakukan peliputan.
Keduanya langsung mengejar, memukul, dan menendang tubuh Rifky hingga mengalami luka-luka lebam.
"Karena kesal, makanya (kedua tersangka) memukulnya. Itu motif sementara," ujar Andi.
Adapun motif ketiga tersangka, yakni KR (31) dan BG (25), sekuriti pabrik pengolahan timbal serta AR (32), menganiaya staf Humas KLH karena ingin menghapus video-video di kamera.
Namun, korban berusaha mempertahankan dokumentasi sehingga terjadi aksi kekerasan hingga staf Humas KLH bernama Anton mengalami luka-luka.
"Niatnya mereka, sekuriti ini, untuk mengambil HP Humas Lingkungan Hidup karena akan menghapus video pada saat penindakan," kata Andi.
Untuk penyidikan lebih lanjut, penyidik juga akan memanggil Ketua Ormas BPPKB, Manajemen PT GSR, hingga Kepala Desa yang pada kejadian berada di lokasi.
Baca juga: 1 Anggota Brimob Polda Banten Jadi Tersangka Penganiayaan Wartawan dan Staf Humas KLH
Sehingga, lanjut Andi, tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan tersangka.
"Rencana akan kami panggil minggu ini (Ketua Ormas) juga orang-orang yang ada keterlibatan dalam hal tersebut. (Penambahan tersangka) nanti hasil penyidikan juga akan kami sampaikan," ucap dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini