KENDARI, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama organisasi Islam dan ormas lainnya mengimbau masyarakat, khususnya mahasiswa, agar tidak terpancing dan terprovokasi oleh massa aksi lain yang mencoba melakukan perusakan kantor maupun fasilitas umum.
Hal itu disampaikan menyikapi sejumlah aksi anarkistis di beberapa daerah mulai dari 28 hingga 29 Agustus 2025 lalu.
Ketua MUI Sultra K.H. Mursidin mengimbau seluruh masyarakat Sultra untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu menyesatkan yang dapat menimbulkan pertikaian dan perpecahan.
“Untuk itu, mari kita saling menghargai, menghormati, dan saling menyayangi di antara kita. Dengan kepedulian seperti itu, Insya Allah, salah satu bentuk amal saleh yang dapat mewujudkan keberkahan di antara kita,” kata Ketua MUI Sultra, Rabu (3/9/2025).
Baca juga: Unjuk Rasa Damai lewat Seni dan Budaya Jaran Ebeg Seni Khas Pemalang
Hal yang sama juga diserukan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sultra, Ahmad Al-Jufri.
Ia juga mengimbau masyarakat Sultra, terutama mahasiswa, untuk menahan diri dan tidak terprovokasi serta menghentikan semua tindakan yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Mari kita bersama-sama mencari solusi atas problem bangsa dengan dialog dan musyawarah. Kita semua harus menahan diri dan bersikap bijak, jangan terprovokasi isu-isu yang bersifat destruktif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, khususnya yang berasal dari media sosial yang tidak jelas sumbernya,” tegasnya.
Ketua PW Muhammadiyah Sultra juga menyampaikan duka kepada korban meninggal dunia dan korban luka-luka yang masih dalam perawatan.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Sultra KH. Muslim mengatakan penyampaian aspirasi adalah wajar dan itu merupakan hak bagi kita.
Namun harusnya dilakukan dengan etika, tata krama, dan penuh kesopanan dengan satu iktikad agar aspirasi tersalurkan.
“Mari kita bijak, jangan ada bentrokan dalam penyampaian aspirasi dengan penjaga keamanan,” imbaunya.
Hal yang sama juga diserukan oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat Lembaga Adat Tolaki (LAT) Sulawesi Tenggara (Sultra) sekaligus Raja Makole Konawe ke-34, H. Lukman Abunawas.
Ia menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya beberapa orang dalam aksi unjuk rasa di Jakarta dan beberapa daerah lainnya.
“Saya atas nama Ketua Dewan Pengurus Pusat Lembaga Tolaki dan Raja Makole Konawe ke-34, menyampaikan belasungkawa dan turut berduka cita atas kejadian yang menimpa saudara kita,” ujar Lukman Abunawas dalam keterangannya.
Menyikapi insiden tersebut, mantan wakil gubernur Sultra itu mengimbau seluruh elemen masyarakat di Sultra, khususnya di Kota Kendari, untuk senantiasa menjaga persatuan dan persaudaraan.
“Saya mengimbau kepada seluruh komponen masyarakat, para tokoh, untuk tidak mudah terpancing dan terprovokasi yang dapat menyebabkan keributan dan kerusuhan di daerah kita,” tegasnya.
Lukman juga mengajak masyarakat Sultra untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah, TNI, dan Polri dalam menjaga stabilitas keamanan demi kesejahteraan rakyat.
“Mari kita ciptakan produktivitas dan keamanan yang stabil di bumi Anoa Sulawesi Tenggara ini,” pungkasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini