Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Carica, Oleh-oleh Menyegarkan dari Dataran Tinggi Dieng

Kompas.com - 19/07/2024, 16:04 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, tidak hanya dikenal mempunyai udara sejuk dan pemandangan yang indah.

Ada satu oleh-oleh khas yang hanya bisa ditemukan di sana, yakni carica. Makanan ini terbuat dari buah yang di Indonesia, hanya ditemukan di daerah Dieng.

Buah carica disebut juga sebagai pepaya mini. Pohon carica yang tumbuh setinggi dua hingga tiga meter ini mudah ditemukan di pekarangan rumah, kebun, atau ladang di lereng bukit.

Baca juga: Carica, Buah Khas Dieng yang Dibawa Belanda saat Perang Dunia II

Buah carica yang sudah matang memiliki warna kuning merata dan biasanya diolah menjadi jus, selai, atau manisan. Manisan carica telah menjadi oleh-oleh khas Dataran Tinggi Dieng. 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Manisan ini mudah ditemukan di toko oleh-oleh hingga warung dengan berbagai kemasan, ukuran, dan merek. Harganya pun terjangkau, sekitar Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per cangkir plastik ukuran 100 ml.

Proses pembuatan manisan carica

Buah carica yang digunakan dipilih dengan tingkat kematangan sekitar 80 persen, kemudian dikupas, dibelah, bijinya disisihkan, dan daging buahnya diiris tipis. Setiap 2,5 kg carica membutuhkan 1,5 kg gula dan teh sebanyak setengah sendok teh. 

Air dari rebusan biji carica digunakan untuk membuat kuah manisan. Setelah direbus bersama gula dan teh, irisan buah carica dimasukkan ke dalam kuah tersebut.

Baca juga: 8 Oleh-oleh Khas Banjarnegara Jawa Tengah, Ada Carica

Beberapa produsen menambahkan esens sari buah untuk meningkatkan aroma dan rasa. Setelah perebusan, manisan carica dikemas dengan mesin press manual. 

Manisan dalam kemasan plastik tahan hingga enam bulan, sementara dalam kemasan kaleng bisa bertahan hingga dua tahun.

Asal usul dan budi daya buah carica

Pepaya gunung atau carica, sebenarnya berasal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Tumbuhan ini dibawa ke Indonesia oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1930-an dan dicoba dibudidayakan di Dieng.

Buah carica yang sudah matang berwarna kuning cerah.wisata.banjarnegarakab.go.i Buah carica yang sudah matang berwarna kuning cerah.

Karena tumbuhan ini hanya bisa tumbuh di ketinggian 1.500 hingga 3.000 meter, Dieng menjadi tempat yang ideal untuk budi daya pepaya gunung.

Pada awalnya, pepaya gunung tidak memiliki nilai ekonomi hingga akhirnya pada tahun 1980-an, bisnis manisan carica mulai tumbuh dan diterima oleh pasar lokal.

Baca juga: Pelembap Multifungsi dengan Kandungan Ekstrak Carica Papaya

Kini, manisan carica menjadi salah satu oleh-oleh yang paling diminati, bahkan menjadi ikon Dataran Tinggi Dieng.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau