NEW DELHI, KOMPAS.com - Investigasi awal atas kecelakaan pesawat Air India yang terjadi bulan lalu dan menewaskan 260 orang masih menyisakan banyak tanda tanya.
Hal ini disampaikan CEO Air India, Campbell Wilson, dalam memo internal kepada staf pada Senin (14/7/2025).
Menurut Wilson, laporan awal yang dirilis Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) pada Sabtu justru memunculkan spekulasi baru di media.
Baca juga: Menguak 32 Detik Terakhir Air India 171 Sebelum Jatuh
“Tidak mengherankan, laporan tersebut memberikan kejelasan yang lebih besar sekaligus memunculkan pertanyaan tambahan,” ujar Wilson dalam memo yang dilihat Reuters.
Ia menegaskan, laporan awal tersebut belum mengidentifikasi penyebab pasti maupun memberikan rekomendasi apa pun.
“Saya mendesak semua orang untuk menghindari menarik kesimpulan prematur karena investigasi masih jauh dari selesai,” imbuhnya.
Dalam memo itu juga disebutkan, sejauh ini tidak ditemukan adanya kerusakan mekanis maupun kelalaian perawatan. Seluruh prosedur perawatan telah dilaksanakan sesuai ketentuan.
Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang membawa 242 penumpang dan awak jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India, menuju London.
Kecelakaan tragis ini menewaskan hampir semua orang di dalam pesawat, hanya menyisakan satu orang selamat, serta menewaskan 19 orang di darat.
Laporan AAIB menyebutkan, rekaman suara kokpit menangkap percakapan mengejutkan pada detik-detik terakhir penerbangan. Seorang pilot terdengar bertanya kepada rekannya mengapa ia mematikan bahan bakar. Namun, sang kopilot menjawab bahwa ia tidak melakukannya.
AAIB menemukan bahwa kedua sakelar pemutus bahan bakar pada mesin pesawat menyala hampir bersamaan, tetapi belum diketahui bagaimana hal itu bisa terjadi.
Sejauh ini, laporan awal tidak merekomendasikan tindakan apa pun kepada Boeing maupun GE, perusahaan pembuat mesin pesawat tersebut.
Baca juga: Kelompok Pilot Tolak Klaim Kesalahan Manusia pada Kecelakaan Air India
Sementara itu, Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India), yang merupakan bagian dari Federasi Asosiasi Pilot Maskapai Penerbangan Internasional di Montreal, menolak semua praduga kesalahan pilot. ALPA India mendesak agar investigasi dilakukan secara adil dan berbasis fakta.
Campbell Wilson juga menegaskan, kedua pilot telah menjalani tes breathalyzer wajib sebelum penerbangan, dan tidak ditemukan masalah medis yang dapat memengaruhi kinerja mereka.
Diketahui, pilot utama pesawat ini adalah Sumeet Sabharwal (56), yang memiliki pengalaman terbang lebih dari 15.638 jam sekaligus instruktur di Air India. Sementara kopilotnya, Clive Kunder (32), memiliki total 3.403 jam terbang.
Kecelakaan Air India ini makin menambah sorotan publik terhadap Air India.
Sebelumnya pada 4 Juli 2025, Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa mengumumkan akan menyelidiki Air India Express, unit maskapai berbiaya rendah Air India.
Penyelidikan ini dipicu laporan Reuters yang mengungkap kegagalan Air India Express dalam mengganti suku cadang mesin Airbus A320 sesuai mandat, serta dugaan pemalsuan catatan kepatuhan.
Baca juga: Boeing dan FAA Pastikan Kunci Sakelar Bahan Bakar Aman pada Air India yang Jatuh
Investigasi atas insiden Boeing 787 Dreamliner ini masih terus berlangsung. Pihak Air India berharap proses tersebut dapat mengungkap penyebab pasti tragedi yang menewaskan ratusan orang tersebut.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini