GAZA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut kelaparan massal di Gaza disebabkan oleh ulah manusia.
Dia menilai kondisi ini terjadi akibat blokade ketat yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
"Saya tidak tahu apa lagi yang bisa Anda sebut selain kelaparan massal. Itu buatan manusia, dan itu sangat jelas. Ini karena blokade," ujar Tedros, sebagaimana dilansir The Guardian, Rabu (23/7/2025).
Baca juga: Kisah Pilu Matouq, Balita Gaza yang Kurus Kering akibat Kelaparan Kronis
Pernyataan Tedros itu selaras dengan isi surat terbuka yang ditandatangani oleh 109 organisasi kemanusiaan internasional, termasuk Doctors Without Borders atau MSF, Amnesty International, dan Oxfam International.
Dalam surat tersebut, mereka menuding pemerintah Israel menghalangi distribusi bantuan yang menyelamatkan nyawa warga Gaza.
"Tepat di luar Gaza, dan bahkan di dalam wilayah itu sendiri, terdapat berton-ton makanan, air bersih, pasokan medis, perlengkapan tempat tinggal, dan bahan bakar yang tidak tersentuh karena organisasi kemanusiaan diblokir untuk mengakses atau mengirimkannya," tulis lembaga-lembaga tersebut.
Mereka menyebut pembatasan, penundaan, dan fragmentasi distribusi yang diberlakukan Israel telah menciptakan kekacauan, kelaparan, dan kematian.
Seorang pekerja bantuan di Gaza bahkan mengungkapkan kesaksian memilukan.
"Anak-anak mengatakan kepada orang tua mereka bahwa mereka ingin pergi ke surga, karena setidaknya di sana ada makanan," ujarnya.
Baca juga: Brasil Akan Gabung Afrika Selatan, Gugat Israel atas Genosida di Gaza
Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu melaporkan, setidaknya 10 orang meninggal karena kelaparan dalam 24 jam terakhir. Jumlah total korban akibat kelaparan kini mencapai 111 jiwa, termasuk 80 anak-anak.
Kelaparan di Gaza telah diperingatkan oleh banyak kelompok bantuan selama berbulan-bulan.
Saat ini, foto-foto jenazah dengan tulang rusuk yang menonjol dan warga yang pingsan dalam perjalanan menuju titik distribusi bantuan menjadi pemandangan yang makin sering terjadi.
Sebelum Israel menyerang Gaza, sekitar 500 truk bantuan diizinkan masuk ke Gaza setiap harinya.
Kini, jumlah itu merosot drastis menjadi rata-rata 28 truk per hari, jauh dari cukup untuk melayani lebih dari dua juta penduduk.
Baca juga: 1.000 Warga Gaza Tewas Saat Cari Bantuan, 111 LSM Peringatkan Kelaparan Massal