Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Bulan Lebih Perang di Gaza, PM Israel Bersikeras Perluas Serangan

Kompas.com - 11/08/2025, 09:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Minggu (10/8/2025) bahwa rencananya untuk perluas operasi militer di Gaza adalah “cara terbaik untuk mengakhiri perang”.

Melansir AFP pada Senin (11/8/2025), Netanyahu mengatakan bahwa operasi militer baru ini akan dilaksanakan dalam "waktu yang cukup singkat karena kami ingin mengakhiri perang ini."

Sudah lebih dari 22 bulan perang di Gaza dimulai, yang dipicu oleh serangan tak terduga Hamas terhadap Israel.

Baca juga: Tidak Ada Bukti Jurnalis Anas Al-Sharif Anggota Hamas Seperti Tuduhan Israel

Perang tersebut telah menyebabkan kehancuran dan memicu krisis kemanusiaan di Gaza, tetapi Israel tetap ingin memperluas operasi militer dengan alasan ingin menghancurkan Hamas secara total.

Rencana memperluas konflik di Gaza diumumkan pertama kali pada Jumat (8/8/2025), setelah kabinet keamanan Israel menyetujuinya.

Pada Minggu (10/8/2025), Netanyahu menegaskan kembali di hadapan wartawan.

“Ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri perang, dan cara terbaik untuk mengakhirinya dengan cepat," kata Netanyahu.

Ia menyebutkan bahwa tujuan dari operasi baru ini adalah "untuk membongkar dua benteng Hamas yang tersisa di Kota Gaza dan kamp-kamp pusat".

Baca juga: Pesan Terakhir Jurnalis Al Jazeera Anas Al Sharif Sebelum Tewas oleh Israel

Sementara itu, pasukan Israel akan membangun koridor dan zona aman untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan daerah tersebut.

"Israel tidak punya pilihan selain menyelesaikan tugas ini dan menyelesaikan kekalahan Hamas. Sekarang kami telah melakukan banyak hal. Kami menguasai sekitar 70 hingga 75 persen Gaza, kontrol militer," bebernya.

"Tapi kami memiliki dua benteng yang tersisa. Ini adalah Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di Al Mawasi," sebutnya.

Perlu diketahui bahwa Israel telah menetapkan Al Mawasi, sebuah daerah pesisir di barat kota Khan Yunis, Gaza selatan, sebagai zona aman pada bulan-bulan awal perang.

Faktanya, Al Mawasi telah berulang kali menjadi sasaran tembakan mematikan dari militer Israel.

Juru bicara Hamas mengkritik pernyataan Netanyahu tentang rencana baru untuk mengakhiri perang di Gaza sebagai "serangkaian kebohongan".

Pengungsi Palestina berkumpul untuk mendapatkan bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF) di titik distribusi Koridor Netzarim, Jalur Gaza tengah, 30 Juli 2025. Spanyol pada Jumat (1/8/2025) mengatakan telah kirim 12 ton bantuan makanan ke Gaza yang tengah mengalami krisis kelaparan.AFP/EYAD BABA Pengungsi Palestina berkumpul untuk mendapatkan bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF) di titik distribusi Koridor Netzarim, Jalur Gaza tengah, 30 Juli 2025. Spanyol pada Jumat (1/8/2025) mengatakan telah kirim 12 ton bantuan makanan ke Gaza yang tengah mengalami krisis kelaparan.

Baca juga: Anas Al-Sharif dan 4 Jurnalis Al Jazeera Tewas dalam Serangan Israel

Netanyahu tutup mata dan telinga

Keputusan Israel untuk memperluas perang di Gaza telah memicu gelombang kritik di seluruh dunia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau