MEXICO CITY, KOMPAS.com – Ketegangan di Senat Meksiko berubah menjadi kericuhan setelah dua politisi senior terlibat perkelahian terkait perdebatan soal kemungkinan intervensi militer AS dalam perang melawan kartel narkoba.
Insiden itu terjadi pada akhir sidang, Rabu (27/8/2025), ketika pemimpin Partai Revolusioner Institusional (PRI), Senator Alejandro Moreno, tiba-tiba menyerbu mimbar.
Ia menarik Presiden Senat Gerardo Fernández Noroña dari Partai Morena yang berkuasa, sambil menuntut kesempatan berbicara.
Baca juga: Hubungan Memburuk, Inggris Larang Pejabat Israel Hadiri Pameran Senjata
“Saya meminta Anda untuk membiarkan saya berbicara,” teriak Moreno berulang kali sembari mencengkeram lengan Fernández Noroña.
“Jangan sentuh saya!” balas Fernández Noroña dengan suara keras, dikutip dari NY Post pada Kamis (28/8/2025).
Keduanya kemudian saling dorong. Dalam tayangan video sidang yang disiarkan langsung, terlihat Moreno beberapa kali mendorong Fernández Noroña, bahkan menampar lehernya. Seorang anggota parlemen yang berusaha melerai justru terjatuh setelah ikut terdorong.
Kericuhan semakin membesar ketika sejumlah politisi lain ikut terlibat. Ada yang menarik jas Fernández Noroña dan mengayunkannya ke arahnya, hingga membuat suasana ruang sidang kacau.
Perkelahian itu berawal dari perdebatan panas soal tuduhan partai Morena terhadap PRI dan Partai Aksi Nasional (PAN). Morena menuding lawan politiknya mendorong keterlibatan militer AS di Meksiko, tuduhan yang langsung dibantah PRI dan PAN.
Usai insiden, Fernández Noroña mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan menggelar sidang darurat pada Jumat mendatang.
Ia juga berencana mengusulkan pemecatan Moreno bersama tiga anggota parlemen PRI lainnya yang terlibat dalam perkelahian.
Namun Moreno menolak tuduhan itu. Ia balik menuding presiden senat sebagai pihak yang lebih dulu memulai bentrokan fisik.
“Perjelas, agresi fisik pertama datang dari Noroña,” tulis Moreno dalam unggahan di X.
Baca juga: Polisi Meksiko Temukan 381 Mayat di Krematorium, Ada yang Ditumpuk 2 Tahun
“Dia yang melepaskan tembakan pertama, dia melakukannya karena pengecut. Morena melanggar perjanjian Kamar, dan Noroña terbongkar keburukannya. Apa yang terjadi bukanlah insiden terisolasi, tetapi bagian dari strategi Morena untuk memaksakan kesunyian dan kendali,” tambahnya.
Moreno juga menuding para anggota Morena kerap menggunakan teriakan, tipu daya, dan kekerasan dalam berpolitik, sebagaimana ditunjukkan oleh Fernández Noroña dalam insiden tersebut.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini