Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RS Pondok Indah Group

RS Pondok Indah Group adalah grup rumah sakit swasta yang mengelola tiga rumah sakit, yakni RS Pondok Indah - Pondok Indah, RS Pondok Indah - Puri Indah, dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya. Ketiga rumah sakit ini didukung para dokter ahli dari berbagai disiplin ilmu serta mengadopsi teknologi medis terkini untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terdepan.

Sesak Napas karena GERD Bolehkah Booster Vaksin Covid-19?

Kompas.com - 06/02/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Seorang pembaca Kompas.com berinisial E, usia 43 tahun dari Kota Baubau menanyakan mengenai booster vaksin Covid-19 pada pasien GERD kepada subrubrik Halo Prof! Kompas.com. Berikut pertanyaannya:

Baca juga: Kenapa Vaksin Booster Penting dan Bisakah Cegah Omicron XBB 1.5?

"Saya pasien dengan keluhan GERD, sudah bolak balik periksa ke dokter spesial paru karena suka sesak, sudah vaksin 1 dan 2 Pfizer. Saya jadi takut booster karena setelah vaksin 1 dan 2 di situlah saya dapati keluhan GERD sampai sesak napas. Pertanyaannya, bolehkah penyakit dengan gejala sesak, GERD di booster?"

Pertanyaan tersebut dijawab oleh dr. Bonita Effendi, B.Med.Sci, Sp.PD, M.Epid, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Puri Indah. Berikut paparannya:

Salam kenal Ibu E, terima kasih atas pertanyaannya.

Memang ada beberapa pelaporan kejadian GERD pasca-pemberian vaksin COVID. Namun, perlu dipastikan apakah memang sebelum kondisi ini terjadi, individu tersebut memang sudah mengalami GERD atau belum.

Salah satu studi yang dilakukan di Seoul National University Boramae Medical Center tahun 2021, efek samping paska vaksin COVID-19 tidak berbeda jauh dengan komplikasi dari COVID-19.

Baca juga: Vaksin Hidung untuk Covid-19 Akan Jadi Vaksin Booster di India

Kondisi tersebut didefinisikan sebagai “Vaccine-Induced COVID-19 Mimicry” Syndrome, kondisi yang terjadi terkait vaksin COVID-19.

Pada studi tersebut memperlihatkan bahwa nyeri perut dan diare merupakan kejadian efek samping yang paling banyak dilaporkan. Gejala saluran cerna dilaporkan umumnya terjadi pada hari pertama setelah pemberian vaksin COVID-19.

Gejala yang dilaporkan seperti nyeri perut, dispepsia, mual, serta penurunan nafsu makan.
Gejala saluran cerna ini dapat dikategorikan sebagai gejala ringan.

Umumnya individu masih dapat beraktivitas. Namun, ada pula kondisi yang cukup berat sampai mengganggu aktivitas individu, terutama pada yang memiliki beberapa komorbid.

Vaksin yang diberikan dalam satu sampai dua kali, tentunya berbeda dengan pemberian obat yang diberikan hampir setiap hari.

Maka, perlu dilihat kembali benefit/manfaat yang diberikan. Pada umumnya efek samping yang terjadi bersifat akut/sementara, dapat menghilang setelah lebih dari 3 hari.

Kondisi tersebut bersifat tidak mengancam nyama. Maka, tingkat manfaat lebih banyak didapatkan dari pemberian vaksin, sehingga diharapkan vaksin tetap dapat diberikan, karena pencegahan terhadap infeksi COVID-19 lebih penting.

Baca juga: Terinfeksi Covid Lagi Meski Sudah Vaksin Booster, Waspadai Dampaknya

Semoga penjelasan saya membantu ya, Bu. Sehat selalu untuk Ibu. Terima kasih.

dr. Bonita Effendi, B.Med.Sci, Sp.PD, M.Epid Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah ? Puri IndahRSPI dr. Bonita Effendi, B.Med.Sci, Sp.PD, M.Epid Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah ? Puri Indah

dr. Bonita Effendi, B.Med.Sci, Sp.PD, M.Epid

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

RS Pondok Indah – Puri Indah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Oh Begitu
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau