Waswas soal tumbuh kembang si kecil?
Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com
KOMPAS.com - Batuk dan pilek adalah penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Selain karena infeksi virus atau bakteri, batuk dan pilek anak juga dapat terjadi karena reaksi alergi.
Alergi sendiri bisa terjadi karena banyak hal. Mulai dari makanan hingga benda dalam lingkungan sekitar.
Baca juga: Anak Lebih Mudah Terserang Batuk Pilek Setelah Sembuh dari Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?
Lalu, bagaimana jika ada anak yang mengalami batuk alergi setiap kali hujan? Apakah ini tanda batuk alergi dingin?
Terkait hal ini, dr. Endah Citraresmi, Sp. A, Subsp. A.I, dokter spesialis anak subspesialis kesehatan anak alergi imunologi dari RS Pondok Indah – Pondok Indah menjelaskannya.
"Alergi merupakan respons abnormal tubuh terhadap benda dari lingkungan (alergen) yang seharusnya tidak berbahaya," kata Endah.
Endah juga menyebut bahwa umumnya alergen terdiri dari protein seperti tungau debu rumah, bulu binatang, kecoa, hingga jamur.
"Jadi, istilah alergi dingin sebetulnya tidak ada," ujar Endah.
"Tetapi, udara atau cuaca dingin dapat mengiritasi saluran napas penderita alergi yang memang sangat sensitif. Sehingga berbagai gejala saluran napas dapat muncul jika penderita terpapar udara dingin," sambungnya.
Baca juga: Anak Batuk Berdahak, Apakah Perlu Minum Obat?
Selain udara dingin, Endah menjelaskan bahwa, polusi udara (di dalam maupun luar ruangan) dapat mengiritasi saluran napas dan menyebabkan gejala pada penderita alergi.
"Pada anak balita, batuk dan pilek umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang disebut sebagai infeksi saluran napas akut (ISPA). Dalam satu tahun, balita dapat mengalami ISPA sebanyak 6-12 kali," kata Endah.
"Jadi, anak memang akan terlihat sering mengalami batuk dan pilek. Kebetulan musim hujan identik dengan bertambahnya sirkulasi virus penyebab ISPA, sehingga pada musim hujan banyak anak-anak yang sering sakit," tambahnya.
Baca juga: Bagaimana Membedakan Batuk Tuberkulosis dengan Covid-19?
Hal ini membuat pemberian obat juga tidak bisa sembarangan dan perlu kehati-hatian.
"Obat alergi hanya diberikan jika gejala saluran napasnya sudah terkonfirmasi disebabkan oleh alergi. Sebaiknya kondisi ini dikonsultasikan ke dokter spesialis anak," kata Endah.
"Pada kondisi tertentu, orang tua dapat menanyakan kepada dokter terkait apakah si kecil perlu menjalankan tes tambahan untuk memastikan apakah anak mengalami alergi," pungkasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini