Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Pertimbangkan Geser Beberapa Hari Libur Nasional ke Hari Senin, Buat Apa?

Kompas.com - 19/08/2025, 17:00 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan sedang mempertimbangkan untuk memindahkan hari libur nasional ke hari Senin.

Sebab, sebuah studi menunjukkan bahwa hal ini bisa meningkatkan perngeluaran konsumen sebesar 2,1 triliun won (sekitar Rp 24 triliun) per hari.

Dengan begitu, pemerintah bisa menggunakan strategi ini sebagai upaya memulihkan perekonomian.

Dilansir dari The Korea Times, Selasa (19/8/2025), inisiatif ini pertama kali diusulkan oleh pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol, tetapi kehilangan momentum setelah penetapan darurat militer Desember lalu.

Kini, ide tersebut kembali mencuat setelah terjadi perubahan kepemimpinan ke tangan Presiden Lee Jae Myung.

Baca juga: Gempa Bekasi Senin Petang Disebut akibat Sesar Beribis, Ini Faktanya


Long weekend tingkatkan kesejahteraan karyawan

Studi yang ditugaskan Kementerian Ekonomi dan Keuangan serta dilakukan Masyarakat Korea untuk Administrasi Kepegawaian Publik menemukan, banyak hari libur nasional di Korea jatuh di pertengahan minggu.

Ilustrasi Senin, hari SeninShutterstock Ilustrasi Senin, hari Senin
Jika dipindahkan ke hari Senin, maka akan tercipta akhir pekan panjang selama tiga hari. Dampaknya, output ekonomi diperkirakan mencapai 3,8 triliun won (sekitar Rp 44 triliun) dengan nilai tambah hampir 1,7 triliun won (sekitar Rp 19 triliun).

Dari angka tersebut, industri makanan dan penginapan menjadi yang paling diuntungkan, dengan potensi pendapatan lebih dari 1,57 triliun won (Rp 18 triliun) atau 41 persen dari total.

Hari libur yang berpotensi dipindahkan ke Senin antara lain Hari Anak (5 Mei), Hari Peringatan (6 Juni), dan Hari Hangeul (9 Oktober).

Namun, hari besar yang sangat simbolis seperti Hari Pembebasan Nasional tetap diperingati sesuai tanggal aslinya, yakni 15 Agustus, untuk menghormati momen pembebasan Korea dari penjajahan Jepang.

Selain dampak ekonomi, studi tersebut menegaskan bahwa sistem long weekend dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup pekerja.

Baca juga: Keutamaan dan Niat Puasa Senin Kamis

Negara dengan program Happy Monday

Jika Korea Selatan baru merencanakan, Jepang dan Amerika Serikat sudah lebih dulu menerapkan sistem serupa.

Jepang memiliki program “Happy Monday”, sementara AS memberlakukannya melalui “Monday Holiday Act”.

Beberapa hari libur yang tadinya jatuh pada tanggal tertentu dipindahkan ke Senin, seperti Hari Kedewasaan (15 Januari) yang kini dirayakan pada Senin kedua Januari, atau Hari Marinir (20 Juli) yang diperingati pada Senin ketiga Juli.

Hasilnya, banyak masyarakat memanfaatkan libur panjang untuk bepergian, yang sekaligus mendongkrak sektor pariwisata, transportasi, hingga industri budaya.

“Lebih banyak orang memilih libur tiga hari, dan hal ini pada gilirannya meningkatkan pengeluaran untuk penginapan, makanan, transportasi, serta aktivitas budaya,” tulis laporan studi.

Dampak berantai dari sistem tersebut bahkan menciptakan lapangan kerja baru sekaligus menambah vitalitas ekonomi regional.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Suka Minum Kopi Pahit Disebut Jadi Indikasi Jiwa Psikopat, Ini Kata Psikolog
Suka Minum Kopi Pahit Disebut Jadi Indikasi Jiwa Psikopat, Ini Kata Psikolog
Tren
Cerita Ahli Geologi Temukan Air Tertua di Bumi Berusia 2,6 Miliar Tahun, Bagaimana Rasanya?
Cerita Ahli Geologi Temukan Air Tertua di Bumi Berusia 2,6 Miliar Tahun, Bagaimana Rasanya?
Tren
3 Faktor yang Buat Kultas, TV, atau Mesin Cuci Cepat Rusak Menurut Pakar
3 Faktor yang Buat Kultas, TV, atau Mesin Cuci Cepat Rusak Menurut Pakar
Tren
Indonesia Vs Lebanon Tayang di Mana dan Live Jam Berapa? Berikut Link-nya
Indonesia Vs Lebanon Tayang di Mana dan Live Jam Berapa? Berikut Link-nya
Tren
Karena AI, Pakar Peringatkan 99 Persen Pekerjaan Bisa Hilang pada 2030
Karena AI, Pakar Peringatkan 99 Persen Pekerjaan Bisa Hilang pada 2030
Tren
Isu PT Gudang Garam PHK Karyawan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Isu PT Gudang Garam PHK Karyawan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Tren
3 Cara Kurangi Tagihan Listrik dalam Penggunaan Kulkas yang Diungkap Pakar
3 Cara Kurangi Tagihan Listrik dalam Penggunaan Kulkas yang Diungkap Pakar
Tren
Tarif Listrik 8-14 September 2025 untuk Golongan Subsidi dan Non-subsidi, Berikut Rinciannya
Tarif Listrik 8-14 September 2025 untuk Golongan Subsidi dan Non-subsidi, Berikut Rinciannya
Tren
Hewan Apa Saja yang Bisa Masuk dan Menginfeksi Tubuh Manusia? Ini Penjelasan Ahli UGM
Hewan Apa Saja yang Bisa Masuk dan Menginfeksi Tubuh Manusia? Ini Penjelasan Ahli UGM
Tren
Wilayah Jabodetabek yang Diprediksi Turun Hujan pada 8-14 September 2025
Wilayah Jabodetabek yang Diprediksi Turun Hujan pada 8-14 September 2025
Tren
Pegawai Bank di Australia Dipecat Usai Kerja 25 Tahun, Diganti Chatbot AI yang Dilatihnya
Pegawai Bank di Australia Dipecat Usai Kerja 25 Tahun, Diganti Chatbot AI yang Dilatihnya
Tren
Tarif Listrik 8-14 September 2025 bagi Pelanggan Subsidi, Rumah Tangga, dan Bisnis
Tarif Listrik 8-14 September 2025 bagi Pelanggan Subsidi, Rumah Tangga, dan Bisnis
Tren
Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 8-9 September 2025
Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 8-9 September 2025
Tren
Wilayah Pulau Jawa yang Berpotensi Hujan pada 8-14 September 2025
Wilayah Pulau Jawa yang Berpotensi Hujan pada 8-14 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Munir Dibunuh dalam Operasi Intelijen? | Hukum Goda Pacar Orang
[POPULER TREN] Munir Dibunuh dalam Operasi Intelijen? | Hukum Goda Pacar Orang
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau