KOMPAS.com - Sebagian besar lokasi komersial seperti kafe dan restoran cepat saji akan dilengkapi dengan alunan musik.
Namun tanpa disadari, kedua tempat tersebut menyetel genre musik atau lagu yang berbeda. Hal itu ternyata ada alasan di baliknya.
Musik di kafe atau kedai kopi umumnya pelan dan santai. Namun sebaliknya, resto cepat saji biasanya menyetel musik yang riang dan bertempo cepat.
Lantas, mengapa musik di kafe pelan dan santai tapi di resto cepat saji temponya cepat?
Baca juga: Benarkah Kebersihan Mencerminkan Kondisi Kesehatan Mental? Ini Kata Psikolog
Dosen Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Riffely Dewi Astuti menyebut, musik adalah salah satu komponen stimulus atmosfer yang dapat memengaruhi perasaan dan perilaku pelanggan.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa penjualan bisa menurun apabila tidak ada musik di sana.
“Sudah banyak studi terkait pengaruh musik pada persepsi maupun tingkat pembelian,” kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (11/10/2025).
Felly menyampaikan, kafe yang menyetel musik klasik dapat membuat pengunjung membeli lebih banyak produk.
Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian Wilson, S. (2003). Studi itu meneliti perbedaan jenis musik, antara lain jazz, pop, easy listening, dan klasik, serta tanpa musik.
"Studi membuktikan bahwa musik klasik, jazz, dan pop secara signifikan membuat pelanggan bersedia mengeluarkan uang atau membeli produk lebih banyak," ucap Felly.
Baca juga: Ramai Narasi Bersih-bersih Bisa Kurangi Stres, Apa Kata Psikolog?
Kemudian dia mengungkapkan bahwa musik dengan tempo cepat, lebih efektif membangkitkan ekspektasi rasa terhadap makanan.
Menurut studi oleh Pantoja & Borges (2021), tingkat keefektifan tersebut lebih tinggi dibandingkan musik bertempo lambat.
“Karena musik cepat dapat meningkatkan tingkat arousal (rangsangan) yang dapat meningkatkan suasana hati (mood) dan ekspektasi rasa makanan, serta niat beli,” ujar Felly.
Dihubungi terpisah, psikolog Danti Wulan Manunggal juga menyampaikan hal senada mengenai penggunaan musik di kafe dan resto cepat saji tersebut.
Dia menilai bahwa musik bukan sekadar hiburan, namun merupakan elemen penting dalam menciptakan atmosfer, memengaruhi emosi, dan bahkan membentuk perilaku konsumen.