YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Mural bertuliskan “Awas Intel” di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta, dihapus orang tak dikenal setelah para seniman yang membuatnya sempat didatangi sekelompok orang mengaku polisi.
Selain mural “Awas Intel”, karya lain bertuliskan “RESET MENGGILA(S)” di Jembatan Kleringan juga ikut dihapus.
Padahal, lokasi tersebut selama ini kerap dijadikan ruang ekspresi para seniman mural.
Baca juga: Kebebasan Berekspresi Tidak Dilarang, Kenapa Mural One Piece di Sragen Dihapus?
Tinky Twenty, seniman yang terlibat dalam pembuatan mural, mengatakan ia bersama 25 rekannya membuat karya itu pada Senin (1/9/2025).
Namun, saat mereka menggambar di Jalan Brigjen Katamso, sekelompok orang yang tidak dikenal mendatangi mereka.
Kelompok tersebut meminta agar mural 'Awas Intel' dihapus dan meminta seniman untuk membuat mural yang lebih indah.
“Akhirnya mural kami dihapus. Entah oleh siapa, tapi jelas penghapusan itu terjadi karena malam sebelumnya ada segerombolan orang yang mengaku polisi mendatangi kami saat menggambar,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Baca juga: Babinsa Kawal Penghapusan Mural One Piece di Sragen, Dandim: Hanya Menjalankan Tugas
Pejabat Sementara (PJ) Kasi Humas Polresta Yogyakarta, Iptu Gandung Harjunadi, membenarkan polisi sempat mendatangi para seniman mural.
“Istilahnya mengajak seniman-seniman mural untuk membuat tulisan yang tidak memprovokasi. Jogja pengennya kita jaga bersama. Jangan sampai seperti kota-kota yang lain,” ujarnya.
“Kemarin pak kapolres ngajaknya seperti itu. Nulisnya jangan provokatif. Seniman silakan dilanjutkan, setelah itu kita jaga kondusifitas kota Jogja,” imbuh Gandung.
Kendati demikian, ia menegaskan tidak mengetahui siapa yang menghapus mural tersebut
“Ora ngerti sing hapus sopo yo ra ngerti (tidak tahu siapa yang menghapus, juga tidak tahu),” kata Gandung.
Baca juga: Minta Polri Tak Berlebihan soal Penghapusan Mural, Jokowi: Saya Sudah Biasa Dihina
Menurut Tinky, pengalaman mural dihapus bukan kali pertama. Sebelumnya, ia dan rekan-rekannya juga mengalami hal serupa ketika mengkritisi pemerintahan Jokowi.
“Seperti peristiwa mural Jokowi. Baru jadi, tidak sampai 24 jam dibungkam, kali ini pun sama,” katanya.
Saat ini, hanya satu mural tersisa, yaitu “Reset System” di simpang empat Pojok Beteng Wetan pada tembok atas.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini